Mohon tunggu...
Fanny Shabila
Fanny Shabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Unnes

Write stuf.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

PayLater: Lanskap Bisnis Subur, Pertumbuhan Ekonomi Ikut Makmur?

20 Maret 2024   13:30 Diperbarui: 20 Maret 2024   13:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jika dahulu kita mengenal kartu kredit sebagai pembayaran non-kontan yang dikeluarkan oleh Bank sebagai bentuk pinjaman untuk melakukan pembayaran. Saat ini, PayLater dengan fitur buy now pay later-nya dianggap lebih populer dalam skema pembayaran belanja sistem cicilan.

PayLater merupakan salah satu bentuk dari adanya Fintech (financial teknologi) yang menawarkan fitur BNPL (buy now pay later) atau beli sekarang bayar nanti. Dengan fitur BNPL memungkinkan seseorang mengonsumsi suatu barang tanpa uang dalam jangka pendek. Layanan credit digital ini tengah digemari masyarakat khususnya di kalangan anak muda. Menurut Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia, Erwindo Kolopaking menilai bahwa kelompok produktif seperti Gen Z dan Milenial menjadi sumber pertumbuhan ekonomi saat ini karena kemudahan financing dari IKNB (Industri Keuangan Non Bank) seperti PayLater.

Kemudahan sistem masuk hingga tiada biaya bergabung dan penyerahan surat berharga, seperti dokumen pendapatan dan SPT membuat PayLater menjadi primadona sebagai opsi pembayaran. Jangkauannya kian meluas ketika e-commerce, perusahaan pembiayaan, hingga layanan dompet digital mulai menggandeng PayLater sebagai metode pembayaran karena dianggap menjadi lanskap bisnis yang subur sekarang ini. Contohnya saja seperti Atome PayLater yang sukses menumbuhkan transaksi hingga 360 kali di sepanjang tahun 2022, sementara penghasilan Gross Merchandisenya (GMV) mencapai 420 kali lebih banyak dibandingkan dua tahun yang lalu.

Riset tahunan Kredivo dan Katadata Insight Center terkait Perilaku Konsumen E-commerce Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2022 pemakai PayLater meningkat 38% dari tahun sebelumnya yang hanya mencetak angka 28%. Selain itu, ditemukan fakta bahwa sebanyak 50% konsumen sudah menggunakan PayLater lebih dari satu tahun dan sebanyak 49%-nya menggunakan PayLater minimal satu kali dalam sebulan. Kredivo selaku pelopor penggunaan PayLater yakin jika PayLater mampu menjadi bantalan daya beli masyarakat Indonesia di tengah perekonomian yang makin dinamis.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penopang utama Perekonomian Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Ekonomi bergerak mengikuti demand pasar yang naik. Kemudahan bertransaksi yang ditawarkan PayLater meningkatkan permintaan sehingga menggerakkan produksi dan pada akhirnya juga akan membuka kesempatan bekerja lebih banyak. Namun, selain menggenjot daya beli untuk tumbuhnya ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan baru, jika di lihat dari sisi negatifnya, PayLater ternyata juga memicu timbulnya fenomena konsumtif.

Menurut riset pengguna PayLater kebanyakan dipadati oleh golongan anak muda (Gen Z & Milenial) karena lebih paham teknologi dan digitalisasi. Sumber masalahnya berakar pada tingkat kognitif rendah dan impulsivitas tinggi yang dimiliki oleh generasi ini memicu perilaku konsumtif dalam berbelanja. Mudah terpengaruh dengan adanya fenomena Fomo (Fear of missing) seringkali menjadi alasan mengapa mereka senang melakukan konsumsi tanpa adanya urgensi. Peribahasa sekarang menyebutnya; gaya trendsentter ekonomi paylater.

Menurut saya, sebagai alat teknologi yang mati, PayLater pada dasarnya hanya mencoba untuk mengakomodasi kebutuhan konsumsi secara mudah dengan sistem cicilan dan berbasis digital. Semua keputusan akan dikembalikan pada masing-masing penggunanya. Untuk itu diperlukan kesadaran penuh dan pertimbangan matang sebelum melakukan pembelian menggunakan fitur BNPL (buy now pay later). Perencanaan keuangan hingga spekulasi dapat membayar pun perlu dipikirkan agar tidak terjadi gagal bayar. Hindari konsumsi berlebihan, terutama pada barang yang sifatnya hanya memuaskan karena sepatutnya adanya kemudahan untuk dimanfaatkan bukan disalahgunakan.

Sebenarnya PayLater akan sangat membantu jika digunakan dengan bijak dan cermat. Selain dari sisi konsumen, pertumbuhan ekonomi juga ikut diuntungkan karena keluasan konsumsi yang ditawarkan PayLater akan menggerakkan roda ekonomi dengan meningkatnya permintaan pada bisnis-bisnis yang menerapkan sistem buy now pay later.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun