Mohon tunggu...
Achenk Koesnoisme
Achenk Koesnoisme Mohon Tunggu... Buruh - Seorang lelaki kurus

Ingin selalu menulis demi berbagi kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Barisan Emak-emak Super

23 April 2021   00:13 Diperbarui: 23 April 2021   01:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siti yang takut dibilang tidak setia kawan, terpaksa mengikuti Musiyem.


***

Sementara di tempat lain, Yanie dan ketiga anggotanya terlihat mulai lelah merayap di antara hamparan jerami sisa musim panen.

"Bu Ida Bayam, kayaknya kita udah merayap terlalu jauh, sampek kapan kita hurus kayak gini?" keluh Wien dengan napas terengah-engah.

"Iya Bu, coba liat instruksi selanjutnya," pinta Yanie yang juga kelelahan. "Kita udah hampir sampek batas persawahan ini."

"Waduh, ternyata halaman berikutnya sobek!" Ida Bayam terkejut. "Pantes dari tadi saya perhatiin kok langsung judul baru."

"Ya Alloh, ternyata begitu berat cobaan yang Engkau berikan pada hamba-Mu ini," keluh Wien dengan posisi telentang menatap langit.

"Sabar, Dek. Kita udah melangkah sejauh ini, tak sedikit yang sudah kita korbankan. Jadi, sayang kalo kita harus menyerah," ucap Yanie yang memang jago berorasi.

Mendengar itu seketika Ida Kusdiati terharu meneteskan air mata seraya berucap, "Merdeka!"

Lalu, tanpa sengaja mereka berempat mendapati Musiyem, Mboy, dan Siti yang sedang berlari.

"Alhamdulillah, sepertinya Alloh mendengar doa kita," ucap Ida Kusdiati. "Pasti mereka sedang mengejar garangan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun