Mohon tunggu...
Siti khusnul khotimah
Siti khusnul khotimah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pecinta Literasi

Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ratusan bahkan jutaan kepala (Sayyid Quttub)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

31 Desember 2020   16:58 Diperbarui: 31 Desember 2020   17:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah

Meski waktu melahap usiamu hingga senja

Semangat selalu menatap hari hari yang dipenuhi hujan dan langit yang telah renta

Waktu dengan sangat kejam merampas bahagia

Satu persatu yang tercinta luruh bersama airmata di atas pusara

Terukir kenangan yang tak mau pergi


Hingga malam malam yang kau lewati selalu sahdu dengan doa dan pinta

Merintih pedih dalam sepi

Sendiri menghitung hari hari

Mengantung tanya di ujung sajadah

Bilakah waktumu tiba

Bibirmu telah kelu merapal harap

Resahmu menggetarkan langit malam

Memohon semesta mengabulkan ingin

Adakah kepingan hari hari bahagia akan terus kau genggam 

Meski perih tak mampu kau sembunyikan lewat senyum

Rasa lelah yang sangat menyiksa

Kuharap masih kulihat senyum itu meski getir

Tangan rimpuhmu telaga ridha yang kucari

Selaksa embun yang mengendap menghantarkan sejuk

Biarlah usia melahap pendengaranmu

Memutihkan seluruh rambut di kepalamu

Mengambil sebagian kekuatan yang tersisa

Tetaplah tegar menatap waktu yang akan menjemput

Meski bimbang kadang merayu

Karena aku akan tetap disisimu

Karena senyum teduhmu adalah bahagiaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun