[caption id="attachment_231707" align="alignnone" width="640" caption="Kapolsek Senen, Kompol Jajang Hasan Basri dan Direktur KST, Purna Irawan (32) tidak menemukan solusi, Juma"][/caption]
Kamis, 7 Maret 2013
Jakarta, POL
HATI-HATIÂ bentuk penipuan gaya baru dengan mengatasnamakan ibadah, jika lengah, tentunya akan menjadi bencana yakni, harta melayang umroh gagal.
Sebelumnya, penipuan berkedok ibadah haji ini sudah menimbulkan banyak korban, namun meskipun ramai diberitakan oleh media, masih saja jema’ah umroh tertipu juga.
Sementara jama’ah umroh yang tertipu mencapai 500 orang sebagian berasal dari Pekan Baru, Riau dan Jakarta serta sisanya 204 jema’ah asal Gorontalo.
Purna Irawan, lelaki usia 32 tahun, penampilannya santai, tenang tanpa beban. Direktur PT. Khalifa Sulthan Tour, bersumpah "Jika tidak bisa membayar, saya siap di penjarakan," kata Purna ketika kantornya diduduki jema’ah asal Gorontalo belum lama ini.
Karena tidak memenuhi janjinya hingga, Senin malam  (4/3/2013) untuk melunasi utangnya sebesar 4. 750 Milyar pada jema’ah asal Gorontalo, membuatnya harus mendekam di tahanan Polres Jakarta Pusat hari itu juga.
“Saya tidak tahu yang melapor siapa padahal masih kita upayakan dengan cara kekeluargaan," kata penanggung jawab rombongan asal Gorontalo, Darwin Dumming pada PelitaOnline di Polres Jakarta Pusat, Rabu Malam.
Darwin masih mengupayakan untuk bertemu dengan Purna, bagaimana caranya agar uang mereka bisa kembali. Namun harapannya sia-sia, ternyata dari pihak Polres tidak memberikan izin untuk bertemu langsung dengan Purna.
“Siapa pun belum bisa menemui tersangka, kalau menanya-nanya silahkan urusannya pada Kapolres," kata salah seorang petugas.
Darwin menambahkan, kalau tetap tidak bisa dilakukan lagi mediasi dengan berbagai cara, maka dilanjutan ke proses hukum. Akan tetapi proses hukumnya di Gorontalo.
“TKP nya kan di Gorontalo, jadi proses pengadilannya juga disana (Gorontalo.red)," tandasnya.
Kalau ini dilaporkan ke Polda Gorontalo, maka mungkin saja pihak Polda Gorontalo akan menjemput Purna di Jakarta.
Berdasarkan komentar Kapolda Gorontalo, Brigjen. Irawan Dahlan,  pada Media setempat, pihak  Polda, cerita Darwin, akan serius menangani kasus penipuan yang dilakukan oleh oknum yang biasa di sapa Kyai di Gorontalo ini.
Hanya perhatian dari tokoh-tokoh Gorontalo seperti anggota DPD Elnino Mohi, Kasma Bouty, Fadel Muhammad dan lain-lain, membuat jama’ah merasa terbantu selama terlantar di Jakarta hingga pulang ke Gorontalo.
Namun, tambahya Gubernur dan pemerintah daerah setempat hingga saat ini belum ada komunikasi dengan Darwin sejauh mana kasus penipuan ini.
“Itu hanya pendapat pribadi saya saja, kalau yang lain mungin sudah telepon-teleponan," ungkap anggota DPRD kota Gorontalo ini.
Pokoknya, kata Darwin penuh harap, agar kasus ini ada titik terangnya, artinya, bisa di mediasi, bisa di selesaikan dengan kekeluargaan.
Antara Sikap dan Sumpah
Lelaki ini mengingatkan saya ketika dirinya menghadapi masaalah yang merugikan banyak orang.
Sikapnya seperti Anas Urbaningrum, tersenyum dan kadang ketawa sehingga para jama’ah yang menduduki kantornya tersebut kesal, sebel, bete, jengkel, pusing, puyeng dan sejenisnya.
Ketenangan dan sikap menyebabkan lidah mereka terpeleset dan tidak memikirkan akibatnya nanti, pendidikan tinggi tidak membuat seseorang daya PIKIR bisa jernih akan tetapi bisa saja jadi Eror.
Contohnya Anas, karena mungkin terdesak (kata Mahfud MD), ia menjadi Eror hingga terucap sumpah yang fenomenal bisa merinding buku kuduk juga bulu roma.
Sumpahnya menggetarkan jiwa, yakni ‘Sumpah Monas’. Sumpah ini tentunya mengalahkan Sumpah Pocong (farhat abas, Sumpah Serapah (mak lampir) dan Sumpah Palapa (gajah mada).
IpPurna Irawan juga demikian sumpahnya telah ia buktikan menjadi penghuni Polres Jakarta Pusat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI