Mohon tunggu...
Abu Nawas
Abu Nawas Mohon Tunggu... Santri IRo-Society Bertinggal di Jayapura

Hobbi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Sepuluh Ramadan Pertama 1446H

11 Maret 2025   03:00 Diperbarui: 10 Maret 2025   21:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Terbaik Saat KulTum Siswa MTs. Muhammadiyah Jayapura

Siswa MTs. Muhammadiyah Jayapura Papua melakukan pembiasaan rutin setiap hari Senin hingga Kamis.  mulai salat Dhuhur berjamaan, dirangkai latihan KulTum, diakhiri dengan tadarus di kelas masing-masing. Usai latihan Kultum, MC memberi kesempatan kepada saya untuk menyampaikan sepatah kata pada mereka. Tentu saja, ini adalah kesempatan yang menyenangkan, sekaligus menantang. Masalahnya adalah belum punya konsep materi yang akan disampaikan.

Sambil menarik nafas, dan menahannya dalam perut hingga hitungan kesepuluh, saya mendekat ke mimbar. Saat itu, sebuah ide muncul, terkait dengan sepuluh ramadan pertama. Dalam hati, kesempatan ini merupakan momen untuk menyampaikan refleksi amal ibadah selama sepertiga ramadan pertama. Sebelum menyampaikan sepatah kata, terlebih dahulu mereka diminta untuk merapikan shaf mereka. Selebihnya memberi apresiasi, dengan menyampaikan bahwa duduk bershaf yang rapi bagai duduk bershafnya malaikat di hadapan Allah SWT. Mereka tampak khusu' dan siap menerima sepatah kata.

Sebagai pengantar refleksi, kisah heroik dan inspiratif dari Iskandar Dzulkarnain menjadi bahan sepatah kata. Ternyata, mereka cukup mengenal Iskandar Dzulkarnain, dengan memberi komentar, "Iskandar Dzulkarnain adalah tokoh legendaris yang menaklukkan kekejaman Yajud Majud sebagai dua suka besar yang kerap melakukan kerusakan." Hanya saja, inti ceritanya, bukan di sini. Terus, di mana?

Pada suatu misi penaklukan, pasukan tentara Iskandar Dzulkarnain tiba di suatu sungai saat malam hari. Mereka harus menyeberangi sungai yang cukup lebar dengan arus cukup deras itu. Sungai tersebut dinamainya Sungai Misteri Penuh Berkah. Setelah bersiap, pasukan mulai melakukan penyeberangan. Pasukan tentara Iskandar Dzulkarnain, terbagi dalam tiga kelompok ketika menyeberang. Kelompok pertama adalah menyeberang saja --- ya menyeberang saja. Kelompok kedua adalah sedikit kreatif, mereka mengambil batu-batu berukuran kecil, dan memasukan dalam saku-sakunya. Kelompok ketiga adalah lebih kreatif dan intuitif, mereka memenuhi saku-saku celana mereka dengan batu yang didapatinya. Bahkan, mereka mengisi rangsel-rangselnya dengan batu-batu.

Fajar tiba pagi pun datang, pasukan tentara Iskandar Dzulkarnain menyampai di seberang sungai. Kegaduhan bermula dari kelompok kedua meluapkan kegirangannya karena ternyata batu-batu yang mereka isikan di saku celana adalah kepingan emas. Kelompok ketiga penasaran, dan mereka pun memerika saku dan rangsel-rangselnya. Mereka lebih girang lagi dibanding dengan kelompok kedua. Bagaimana dengan kelompok pertama? Mereka tampak menyesali sikapnya yang menyeberang sungai tanpa ide. Semua telah dilewati, dan tak mungkin diulang.

Suasana hening, sampai mereka terkaget ketika mendapat pertanyaan, "Tahukah kalian, apa maksud cerita ini? Mereka masih terdiam bisu.

Kemudian saya melanjutkan dengan penjelasan bahwa cerita menyeberang sungai adalah sama dengan kita menjalani ibadah ramadan ini. Kita telah berada pada sepuluh ramadan pertama, dan kita termasuk kelompok mana?

Usai bercerita, kemudian saya minta mereka untuk merefleksi amal ibadah ramadannya, terutama bacaan Al-Qur'annya--- sampai dimana. Sebagian besar, berdiam diri, kecuali satu orang yang mengacungkan tangan dengan menyampaikan capaiannya di Surat Al-Kahfi, lainnya bisu tanpa jawaban. Atas kenyataan ini, maka anjuran untuk bergegas kegiatan tadarusan mereka hingga mampu mengkhatamkan Al-Qur'an sekali di bulan Ramadan ini. Pada mereka, juga disampaikan bahwa apabila sampai juz ke-30, biasanya terjadi keajaiban dimana mata berkaca-kaca, tubuh berget

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun