Mohon tunggu...
Abror Y Prabowo
Abror Y Prabowo Mohon Tunggu... Wirausaha

Enterpreneur | Digital Marketer | Networker | Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Binatang-Binatang di Rumah Ayah

25 Maret 2025   20:21 Diperbarui: 25 Maret 2025   20:21 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gerimis jatuh di matanya. Istana yang dulu kokoh perlahan runtuh. Baru kali ini aku melihatnya sebagai manusia. Aku berdiri, tak lagi menghindari sorot matanya.

"Aku tidak membencimu, Ayah. Tidak juga membenci Ibu."

Luka-luka akan tetap ada. Mengendap di sudut hati seperti bara yang kadang redup, kadang menyala. Tapi aku ingin membawanya bukan sebagai kutukan, melainkan cahaya.

Ia menatapku lama lalu mengangguk pelan. Tak ada permintaan maaf. Tak ada pelukan. Tapi untuk pertama kalinya aku dan dirinya bisa saling memahami bahasa cinta, antara anak lelaki dan ayahnya.

Yogyakarta, 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun