Mohon tunggu...
Abror Y Prabowo
Abror Y Prabowo Mohon Tunggu... Wirausaha

Enterpreneur | Digital Marketer | Networker | Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Binatang-Binatang di Rumah Ayah

25 Maret 2025   20:21 Diperbarui: 25 Maret 2025   20:21 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Biar saja anakmu melihat. Dia tidak akan paham dengan apa yang terjadi."

Aku terduduk bersandar di dinding menyaksikan seluruh kejadian dengan mata telanjang. Tubuhku gemetar. Dada berdebar. Apa yang sesungguhnya sedang mereka lakukan? Cahaya ruangan yang tak sepenuhnya gelap membuat ibu menyadari kehadiranku.

"Anakku terbangun. Hentikan!"

"Biarkan saja. Sudah kepalang tanggung."

Salah seorang dari mereka menghampiri. Tangannya mencengkeram tubuhku dan menekannya ke dinding. Ia mendengus. Aroma busuk menguar dari mulutnya.

"Kau boleh melihat tapi jangan berteriak, anak manis!"

"Jangan kau apa-apakan anakku!"

Lelaki gelap berambut keriting dengan dada dipenuhi bulu serupa celeng besar terkekeh.

"Aku hanya bercanda dengannya."

Tubuhku semakin gemetar. Tanpa disadari ada cairan tiba-tiba merembes. Lelaki serupa celeng itu semakin terkekeh.

"Lihat, anakmu ngompol, Aryati."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun