GETASREJO, GROBOGAN – Dalam upaya menekan angka keracunan akibat paparan pestisida di kalangan petani, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar sosialisasi intensif tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Kegiatan yang digelar pada Sabtu, 27 Juli 2025 pukul 19.00 WIB di Balai Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan, Jawa Tengah ini berhasil menyita perhatian 18 perwakilan petani dari seluruh dusun di desa tersebut.
Sosialisasi yang berlangsung selama 30 menit ini bukan sekadar formalitas, melainkan aksi nyata pencegahan dampak kesehatan yang kerap diabaikan. Paparan pestisida tanpa proteksi yang memadai berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan serius, mulai dari iritasi kulit, pusing, mual, hingga dampak jangka panjang seperti kerusakan saraf dan kanker.
“Melalui program ini, kami ingin mengubah kebiasaan yang selama ini dianggap sepele. Menggunakan APD bukan tanda takut, tapi bukti cerdas dan peduli pada kesehatan sendiri dan keluarga,” tegas salah satu mahasiswa KKN dari Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES.
Materi yang disampaikan sangat aplikatif dan menyentuh langsung persoalan di lapangan. Diawali dengan pemaparan mengenai jenis-jenis pestisida beserta tingkat toksisitasnya, petani kemudian dikenalkan dengan ragam APD yang wajib digunakan. Mulai dari masker respirator (bukan masker kain biasa) untuk menyaring partikel kimia, sarung tangan karet tahan bahan kimia, sepatu boot, kacamata pelindung, hingga apron dan penutup kepala.
Tak kalah penting, tim KKN UNNES juga membeberkan waktu kritis penggunaan APD, yaitu sejak mempersiapkan larutan, selama penyemprotan, hingga membersihkan peralatan. “Banyak yang sudah pakai sarung tangan, tapi melepasnya terlalu cepat. Padahal, mencuci sprayer yang masih terkontaminasi itu sama bahayanya,” jelas seorang pemateri.
Materi dilengkapi dengan tata cara pertolongan pertama saat terkena percikan pestisida, seperti segera membasuh dengan air mengalir dan mengganti pakaian. Selain itu, dibahas juga teknik penyimpanan pestisida yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak dan terpisah dari area penyimpanan makanan, serta dampak tidak langsung pada keluarga melalui kontaminasi pakaian yang dicuci bersamaan.
Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka dalam sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan kritis diajukan, seperti pemilihan masker yang efektif, cara membersihkan APD yang benar, dan alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai bentuk komitmen keberlanjutan, Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 SKM secara resmi menyerahkan media leaflet berilustrasi informatif kepada Kepala Desa Getasrejo, Bapak Busro Siswanto. Leaflet tersebut diharapkan dapat menjadi panduan permanen yang dapat disalin dan disebarluaskan kepada seluruh anggota kelompok tani yang tidak hadir.