Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekejap Lagi

15 Maret 2018   14:45 Diperbarui: 15 Maret 2018   14:51 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Engkau lelah dan tersesat, lalu bertanya kemana
Engkau diam dan bergeming, sejurus kemudian menangis
Engkau hendak berteriak, lalu tercekat
Engkau meredam amarah, menerbitkan rasa mual

Aku luapkan amarah, tapi kepada siapa
Aku berteriak gila, dengan otak waras
Aku berlagak petapa, tapi gagal
Aku tak tahu ada di mana, mungkin aku di rumah

Zaman tengah membentuk mayat hidup
Mereka nampak sehat dan cakap
Berkeliaran tanpa jiwa, tanpa nurani
Berjalan ke arah mana angin membisik

Aku diam saja di sini, dipeluk bisu
Menunggu mereka pergi, berselimut sepi
Menghindar hiruk hedon, menyumbat telinga
Merenung menatap nurani, agar jangan pergi

Kapankah mereka pergi, aku takut
Menahan tubuh dari terjatuh, aku gemetar
Mengurat otak dalam kelam, aku terisak
Mencari siapa tempat mengadu, aku terisak lagi

Aku bersuara dalam hening, siapa mendengar
Aku menangis dalam sunyi, siapa mengusap air mata
Aku sampaikan semuanya, siapa mencatatnya
Aku tak tahu bagaimana lagi, aku separuh gila

Sayup rintihan jiwa manusia lain menyusup
Aku tiada sendiri, aku tiada sendiri
Kutitipkan seluruhnya lewat rintihan
Ia membalas kuat-kuat, Engkau salah alamat kawan
Sampaikan semuanya pada Tuhan
Pada Tuhan yang menciptakan rintihan
Pada Tuhan yang Maha Menyudahi semuanya
Kuatkan bahumu, ini tiada lama lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun