Ketika berkunjung ke museum seni, saya melihat lukisan buah-buahan yang bagus sekali. Saya ingin memotret buah-buahan dengan gaya seperti ini. Saya coba sendiri di rumah dengan peralatan seadanya. Hasilnya cukup lumayan untuk seorang pemula. Saya coba googling di internet dan baru tahu kalau gaya lukisan buah-buahan itu disebut dengan gaya ‘Still Life’. Gaya ini juga dipakai untuk istilah fotografi saat ini, meskipun objeknya lebih beragam. Lukisan-lukisan klasik tersebut mengandalkan kekuatan komposisi, warna, dan pencahayaan. Kemudian saya coba mencari tutorial fotografi still life buah-buahan seperti itu. Sayangnya, hampir semua tutorial dilakukan di studio foto dengan property macam-macam. Tip-tip pengaturan cahaya dan setting kameranya pun khusus untuk kamera DSLR professional. Beh..... Sulit bagi saya untuk mengikuti tutorial itu. Maklum modal cekak. Dengan peralatan terbatas saya coba untuk memotret buah-buahan dengan gaya ‘still life’ klasik. Buah-buahan yang saya pakai adalah buah-buahan yang dibeli istri saya di supermarket untuk minggu ini, yaitu: pisang, pir, strawberry, apel, dan satu buah jeruk. Untuk tempat, saya hanya pemanfaatkan kursi sofa yang saya tutup dengan sprei warna putih. Buah-buahan itu saya letakkan di atas piring kecil dan saya atur di atas sofa. Saya hanya mengandalkan pencahayaan dari cahaya matahari pagi dari jendela. Kebetulan sofa itu terletak persis dekat dengan jendela. Agar cahaya tidak terlaku kuat dan terkesan ‘soft’ saya tutup jendela dengan kain korden tipis. Untuk menyeimbangkan cahaya di sisi kiri, saya manfaatkan reflektor dari kertas karton putih. Saya menggunakan tripod untuk menopang kamera dan saya posisikan tepat tegak lurus di depan buah-buahan tersebut. Kamera saya atur ke mode: close-up/macro, metetering: center weighted, dan lampu flash saya matikan. Saya manfaatkan timer 5 detik untuk mengurangi goyangan pada saat tombol shutter dipejet. Mulailah saya memotret buah-buahan itu. Saya foto berkali-kali. Saya coba atur pencahayaannya dengan mengatur posisi reflektor dan kain korden. Saya coba atur ulang juga posisi penempatan buah-buahannya. Saya ulangi pemotretan sampai saya peroleh hasil seperti yang saya inginkan. Dari sekian foto yang saya ambil, hanya satu yang memuaskan saya. Untuk pengolahan foto saya hanya memperbaiki kontras, saturasi warna, hue, kecerahan (brightness), dan diotak-atik posisi curve dan levelnya. Agar kesan kunonya semakin kuat, saya tambahkan efek vignette yang kuat. Efek vignette ini membuat sekeliling foto terlihat gelap dan bagian tengahnya terlihat lebih cerah. Pelajaran yang saya ambil hari ini: foto still life gaya klasik pun bisa dibuat dengan kemera biasa dan peralatan sederhana. Yang diperlukan hanyalah sedikit kreatifitas dan kesabaran. [follow foto-foto yang lain di http://instagram.com/fotokamerasaku atau di http://twitter.com/fotokamerasaku atau like FB page http://goo.gl/kmmzh, http://isroiphotography.wordpress.com ]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI