Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kitorang Sagu Kapiten

21 Juni 2019   00:46 Diperbarui: 21 Juni 2019   00:49 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Permentasi Sagu oleh Pemuda Desa Salagur, Seram Bagian Timur

Tidak seribet memupuk dan memanen Jagun apalagi merawat padi menjadi beras. Sagu tidak butuh semacam itu, yang dibutuhkan jangan dipolitisasi oleh kebijakan abstraktif

Sagu bukanlah jatidiri namun filosofisnya jauh lebih tinggi, tinggi dari seorang presiden atau pendekar pedang dalam serial onepiece. Sangat edukatif tidak untuk asumsi mistik.

Jangan Kapiten ganti dengan beras. Sebab, kitorang mau dimana akan mencari. Bukan karena energi apalagi modernis,Kapiten tidak tahu menahu soal ini. Jadi jangan sekali-kali.

Kitorang punya rumah, kesek kaki, dan tanah abdi hanya Sagu seorang diri. Lebih baik Kapiten diam dari pada merusak hutan Sagu yang abadi. Parang dan Salawaku nanti membasmi

Kalau Kapiten mencintai, maka hentikan perampasan ruang hidup kitorang yang adil. Cukup sudah emas dan cacatua mollucensis Kapiten curi. Tolong biarkan kitorang menjadi pelatih bukan pemain Kapiten.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun