Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Dear, WS Rendra"

20 Desember 2018   12:05 Diperbarui: 20 Desember 2018   12:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : geotimes.co.id

Kesadaran adalah matahari, dimana sinarnya mampu menyuburkan benih benih benih yang mati

Kesabaran adalah bumi, dimana jejak nafas manusia atas irama kebusukan para pencari muka

Keberanian menjadi cakrawala, diatas naluri manusia tertinggi , kala mahkota keberanian ada di ufuk ufuk kemanusiaan

Perjuangan adalah pelaksanaan kata kata, begitu narasi yang dihimpun nalar yang berpihak

***

Dear mas rendra


Aku ingat gaungmu gaung para pemikir ditengah naluri yang tak lagi manusiawi

Isyarat isyarat si miskin dan si tuan kaya, si budak dan si tuan punya senjata

Dari narasimu, ada semangat yang di lontarkan diantara jutaan nyawa penuh tanya

Kau lah manusia berlidah tajam, lewat sajakmu kau melawan 

***

Sajak sebotol bir , kau sudah narasikan begitu amat sangat kemirisan , dimana kita telah menjadi asing di negeri sendiri

Para tuna wicara tak berani berkata, para tuna daksa tak mungkin melawan dengan tenaga, manusia yang waras sudah patut dirundung naas

Kita yang dari jutaan makna nusantara, tersimpan jutaan mutiara, tapi hanya selogam koin pun tak punya

Sebongkah batu mulya kita punya, sesubur barisan khatulistiwa sungguh mesra, namun sekarat besipun hanya jadi pentungan kepala

*** 

Dear mas rendra

Risau mu semakin menjadi jadi hari ini, saat banyak orang berfikir namun acuh terhadap persoalan si rakyat miskin

Bangku bangku  berderet diantara ruanga ruang kemalasan, para pejabat duduk ditengah parlemen dengan ruangan nan megah, berbicara seolah olah memahami panasnya terik ditengah sawah

***

Dear Mas rendra

Aku hanya memintamu tetap lengkingkan suaramu keras keras, walaupun ragamuu sudah terkoyak koyak 

Sajak sajakmu tak kan pernah mati ditelan bumi, semakin panas nya sosok dunia yang hanya hidup dalam tempurung tirani

Seperti nasehatmu, sebuah sangkar besi tak mungkin mengubah nuri jadi rajawali, tak mungkin merubah mentari menjadi api , tak mungkin merubah , jika iya terus dipenjara ketakutan ilusi

***

Dear mas rendra

Andai hari ini kau masih ada , akan kubuatkan kopi di mejamu , ku dengarkan ceritamu sampai senja tiba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun