Mohon tunggu...
AbieLabieba
AbieLabieba Mohon Tunggu... Guru - Belajar sebagai cara hidup

Sekolah Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghamba pada Murid, Memperkuat Ketidakmerdekaan dan Keterpaksaan?

11 Mei 2023   18:31 Diperbarui: 11 Mei 2023   18:35 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika merujuk pada KBBI, istilah "menghamba pada murid" memang tidak relevan karena kata "menghamba" sendiri memiliki makna yang negatif dan tidak sesuai dengan konteks pendidikan yang seharusnya mencerminkan keterlibatan aktif dan seimbang antara guru dan siswa.

Menurut KBBI, "menghamba" adalah sebuah kata kerja yang berarti "menjadi hamba; mengabdikan diri (kepada Tuhan, raja, atau yang dianggap lebih tinggi kedudukannya), tunduk; memperbudak diri". Penggunaan istilah "menghamba pada murid" dapat menimbulkan kesan bahwa siswa berada dalam posisi yang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan guru, yang justru seharusnya tidak terjadi dalam proses pendidikan.

Salah seorang sahabat saya (Ramadhan) pernah memberikan kritik juga akan hal ini. Berikut kutipan tulisan yang pernah diajukan ketika istilah ini muncul dalam kurikulum merdeka yang kita adopsi entah dari mana sumber utamanya. Menurutnya, "kalimat itu muncul karena suatu sejarah, yaitu ketika Ki Hajar Dewantara didesak menyelesaikan sebuah tulisan, lalu diganggu oleh putrinya, Asti Wandasari, yang ingin mengajak bermain. Karena Ki Hajar Dewantara dikejar oleh dedline, yang pada dasarnya adalah untuk keluarga, terpaksa mengeluarkan Asti dari ruangannya. Di luar ruangan, Asti kedinginan karena musim dingin, lalu pingsan dan mengalami cidera otak, yang membuatnya mengalami lumpuh otak.

Di samping ranjang rawat si Asti, Ki Hajar Dewantara menyesali keegoisannya yang mengabaikan Asti. Seraya Ki Hajar Dewantara mengatakan pada Asti, "Aku akan memuliakanmu anakku".

Kalimat "Aku akan memuliakanmu" diterjemahkan oleh para ahli pendidikan, sebagai "menghamba pada anak, menghamba pada murid". Itulah cikal bakal muncul kalimat itu. Ramadhan juga memberikan argumen yang merujuk pada KBBI bahwa, menghamba, dari kata dasar hamba. Hamba artinya :

1. n abdi; budak belian: misal memerdekakan hamba adalah perbuatan yang terpuji
2. n kl saya (untuk merendahkan diri): misal hamba tidak berani mengatakannya, Tuanku
3. n kl ya, Tuan (sangat takzim): "Betulkah ini anakmu?" "hamba!"

Pada arti pertama, hamba berarti abdi. Dengan begitu, menghamba artinya "mengabdi (kepada)". Misal bapaknya adalah pejuang yang selalu "mengabdi" kepada nusa dan bangsa. Dengan begitu lahirnya istilah "menghamba pada murid" yang berarti "mengabdi kepada murid".

Pada ranah yang lain, terdapat juga istilah hamba hukum, yang diartikan petugas hukum. Hamba nafsu yaitu orang yang suka menurutkan hawa nafsunya. 

Hamba uang yaitu orang yang memiliki keinginan berlebihan terhadap kekayaan dunia ini. Dengan alasan ini, mereka menyebutkan hamba bukan hanya ditujukan untuk menyatakan bentuk pengabdian kepada Tuhan semata, melainkan kepada selain Tuhan juga. Termasuk kepada murid" (Ramadhan, 2022).

Ramadhan juga mengeritik istilah ini dengan mengatakan bahwa :

1. Ki Hajar Dewantara yang dikatakan sebagai sumber munculnya istilah "menghamba pada murid" TIDAK pernah mengatakan itu. Beliau memunculkan istilah "Aku akan memuliakanmu", bukan "Aku akan menghamba padamu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun