Mohon tunggu...
AbieLabieba
AbieLabieba Mohon Tunggu... Guru - Belajar sebagai cara hidup

Sekolah Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Produktivitas Tindakan dari Kesadaran Mekanis Menuju Otonom

2 Mei 2021   06:15 Diperbarui: 2 Mei 2021   06:33 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya yang terkait dengan kekhusu'an dalam setiap shalat, focus dan konsentrasi dalam setiap ritual-ritual keagamaan atau dalam bentuk lainnya. Yang terbayang dalam pikiran siswa-siswiku adalah bahwa; yang bisa bersungguh-sungguh dalam aktivitas vertikal hanyalah kelompok khusus saja, yang mampu berkonsentrasi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. 

Semua itu menjadi sangat elitis; sedangkan mayoritas, sebagaimana dalam aktivitas horizontal atau social mereka, semua dilakukan hanya karena keterpaksaan semata, kebetulan dan sekedarnya saja.

Kewajiban dan tugas belajar bagi mereka hanya dirasakan sebagai beban, kalau bisa, harus dilakukan dengan menggunakan energi sesedikit mungkin tanpa harus lelah untuk melakukan seluruh tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka.

Kekurangmampuan mereka dalam membangun perhatian untuk melaksanakan tugas, apalagi untuk durasi yang agak panjang, adalah sebenarnya problem umum sebagai manusia (human conditions). Bila ada kesan bahwa ternyata siswa-siswiku, khususnya sekolahku yang besar ini ternyata serius dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sebagian besar siswanya aktif dalam setiap kegiatan, ternyata semua itu bukanlah karena mereka melakukannya dengan penuh kesadaran. 

Namun, mereka lebih takut karena hal-hal di luar dari diri mereka; seperti takut dimarahi gurunya, takut karena orang tua atau bahkan diancam nilainya dan banyak alasan yang memaksa mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Dan semua dilakukan dengan tanpa adanya kesadaran dan kehadiran diri yang menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah demi kebaikan diri pribadinya dan demi masa depan mereka. 

Bahkan di beberapa diskusi dengan salah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi ternama di NTB (M.Husni Mu'adz, MA,Ph.D) memberikan pandangan terkait hal ini ; "dalam psikologi, topik-topik yang berkaitan dengan attention deficit, inattentional blindness, attention disorder, dan lain lain mendapat perhatian khusus. 

Masyarakat di Negara-negara yang lebih maju terkesan lebih serius dalam melakukan tugas tugas mereka, itu bukan karena psikologi mereka lebih sehat dan lebih mudah fokus dari kita. Melainkan sebabnya lebih karena sistem tempat mereka berada lebih mampu memberikan "efek jera" kepada warganya. 

Mahasiswa yang kurang prestasinya tidak akan mendapatkan surat rekomendasi yang baik dari dosennya sehingga ia akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan atau untuk melanjutkan studi. Karyawan yang kurang perform akan mudah diturunkan jabatannya atau dipecat. Bila sudah dipecat ia tidak akan mudah mendapatkan pekerjaan baru. Jadi di sana ketidak sungguhan memiliki ongkos yang mahal. 

Untuk menghindari hal ini, setiap orang harus berjuang untuk berhasil, tentu dengan penuh ketegangan dan stress. Rekreasi atau hiburan atau minum-minum adalah kebutuhan mereka untuk mengurangi ketegangan, sekalipun efeknya hanya untuk sementara. Fenomena kegilaan atau bahkan bunuh diri menjadi semakin umum karena tidak setiap orang bisa berhasil mengatasi tuntutan tugas kesehariannya, apalagi untuk berhasil keluar menjadi pemenang." (Diskusi tahun 2011).

Demikian juga dengan siswa-siswi di sekolahku, ternyata juga menyikapi tugas-tugas mereka dengan terpaksa. Keterpaksaan dalam melakukan tugas adalah gangguan dari penyakit yang sama yaitu attention disorder (kelainan perhatian). Kesadaran yang bekerja dengan tidak normal inilah yang disebut sebagai kesadaran mekanik. Dikatakan mekanik karena aktivitas digerakkan oleh mesin otak atau fikiran tanpa melibatkan atensi sehingga nilai aktivitasnya sama dengan kejadian-kejadian (events) biasa, bukan masuk dalam kategori tindakan.

Sebagai contoh; salah seorang siswa sedang tertidur pulas saat pembelajaran berlangsung. Di saat itu artinya kesadarannya sedang inert (tidak berfungsi). Mungkin saking nyenyak dan pulasnya, tidak sadar dirinya terbawa mimpi dan terjatuh dari kursi karena bermimpi dikejar macan yang ingin menerkamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun