Mohon tunggu...
AbieLabieba
AbieLabieba Mohon Tunggu... Guru - Belajar sebagai cara hidup

Sekolah Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Produktivitas Tindakan dari Kesadaran Mekanis Menuju Otonom

2 Mei 2021   06:15 Diperbarui: 2 Mei 2021   06:33 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kondisi seperti ini, sesungguhnya siswa tersebut tidak mampu mengendalikan pergerakan mesin yang ada dalam struktur otak dalam mimpinya. Itulah sebabnya tidak semua mimpi itu memiliki cerita yang masuk akal. Mesin saat itu bekerja tanpa kendali. Di saat dia terjaga, kesadarannya kembali aktif dan dengan kembalinya kesadaran itu secara potensial kembali bisa menggunakannya untuk mengendalikan mesin yang ada dalam dirinya tersebut.

Sebuah kasus lain yang berkaitan dengan kesadaran diri sebagai jalan keluar dari kesadaran mekanis menuju kesadaran yang otonom yang kurang lebih demikian kisahnya; Salah seorang dari siswaku yang secara tiba-tiba mengingat seseorang yang beberapa tahun lalu membuatnya sangat tersinggung, mengecewakannya dan hal itu sungguh membuatnya sangat marah. 

Di saat proses pembelajaran sedang berlangsung, karena ingatan tersebut muncul kembali di tengah-tengah pembelajaran, dia menjadi marah-marah dan menggerutu sendirian di dalam kelas yang membuat siswa-siswi lain menjadi terganggu dan terheran-heran mengapa tiba-tiba sikapnya seperti demikian. 

Kemarahan seperti itu apakah dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dengan kesadaran diri siswa tersebut? Ataukah tindakan tersebut bukanlah tindakan sadar karena dia tidak melakukannya dengan intensi dan atensi?. Inilah kesadaran mekanik yang sedang dialami oleh siswa tersebut bahkan sering dialami oleh kita dan banyak orang. Artinya kesadaran otonom tidak berfungsi kala siswa tersebut sedang marah dengan ingatan masa lalu yang dibayangkan ketika berada di dalam kelas tadi.

Di atas, saya telah bercerita panjang lebar terkait kasus yang siswa-siswi saya alami beberapa waktu lalu di beberapa sekolah di tempat tugas berbeda. Ada hal lain yang jauh lebih menarik dari hanya sekedar cerita siswa-siswi saya di atas. Bahwa ternyata yang jauh lebih parah adalah bahwa kita, kami dan saya khususnya secara pribadi mengalami hal ini sejak lama dan hampir setengah dari kehidupan produktif saya menjadi Guru (mengacu pada usia produktif masa pensiun ASN) berlangsung secara sia-sia dan tanpa sadar bahwa telah terjadi patologi dalam membangun kesadaran terhadap tugas-tugas saya yang seharusnya.

Pertanyaannya: kenapa penyakit ini bisa lahir dan apa kira kira penyebabnya? Potensi jawabannya ada pada pola relasi kesadaran dengan mesin: terjadi kompetisi dalam setiap kegiatan tentang siapa yang akan menjadi pengendali, mesin atau individu dari pemilik mesin.

Ketika saya sudah berniat untuk mengajar dan mulai memberikan perhatian pada jadwal pelajaran pada jam pertama, tiba tiba saya ingat bahwa pagi ini adalah hari rabu di mana ada pasar murah yang selalu menarik untuk dikunjungi dalam rangka persiapan kebutuhan seminggu ke depan. Saya kemudian memilih berangkat ke pasar dan tidak jadi melanjutkan mengajar dan cukup menitipkan tugas kepada guru piket. Yang menang dalam kompetisi ini bukan kesadaran saya tapi mesin saya. Mesin atau otak saya tidak sama dengan saya. Otak saya adalah sesuatu yang saya miliki, dan tidak identik dengan saya yang berkesadaran sebagai pengontrol mesin saya tersebut. 

Kompetisi seperti ini umum terjadi di setiap kita mulai memberikan perhatian pada sesuatu yang perlu kita lakukan. Kesadaran akan menjadi pengontrol dari mesin bila ada pressure tertentu seperti ujian sudah dekat, pengiriman laporan terakhir pada minggu ini, takut akan diberi sangsi oleh atasan dan lain lain.

Pertanyaannya: Kenapa mesin pikiran menjadi liar mengganggu perhatian dan konsentrasi dan bukan justru berfungsi sebagai pelayan dalam setiap aktivitas kegiatan kita dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya?

Jadi setidaknya terdapat dua hal yang harus dilakukan tentang bagaimana agar produktivitas tindakan kita sebagai siswa, guru dan siapapun yang ingin memberikan perhatian khusus terhadap setiap aktivitasnya agar lebih terarah dengan hasil kerja yang maksimal yaitu tentang pertama; bagaimana meminimalisir adanya gangguan dari konsentrasi dan perhatian kita terhadap tugas dan pekerjaan kita. Dan yang kedua; sekaligus menambah willpower agar konsentrasi bisa mengalahkan gangguan gangguan yang muncul.

Dalam sebuah diskusi rutin di Sekolah Perjumpaan yang jadwal pertemuannya hampir setiap minggu pada Jum'at malam, muncul beberapa pandangan terkait teknik dan metode yang dapat dilakukan dalam melatih atensi (perhatian) sebagaimana yang saya maksudkan di atas. Ada yang berat ada pula yang ringan, tergantung aliran yang diikuti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun