Mohon tunggu...
abednego agung prasetiawan
abednego agung prasetiawan Mohon Tunggu... Freelancer

Trader

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pintu yang terkunci-bab 2

11 Agustus 2025   16:51 Diperbarui: 11 Agustus 2025   16:51 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara ketukan pelan terdengar dari arah lorong.

Jantung Rara berdegup kencang. Ia menajamkan pendengarannya. Ketukan itu semakin jelas.

Tuk... tuk... tuk...

Tepat dari arah pintu yang terkunci tadi siang.

Ia menahan napas. Ia tahu bahwa pintu itu seharusnya terkunci rapat. Tidak ada seorang pun di rumah ini kecuali dirinya dan keluarganya.

Tuk... tuk... tuk...

Ketukan itu berubah menjadi suara berderak, seperti seseorang mencoba membuka pintu itu dari dalam.

Dengan tangan gemetar, Rara mengambil senter di meja dan memberanikan diri mengintip dari celah pintu kamarnya. Lorong itu gelap, hanya diterangi cahaya bulan yang masuk dari jendela kecil di ujungnya. Tapi matanya menangkap sesuatu.

Sesosok bayangan.....

Tinggi dan kurus, berdiri diam di depan pintu tua itu. Tidak bergerak, hanya diam, seperti sedang menunggu.

Suasana berubah semakin mencekam. Udara dalam kamar terasa lebih dingin, seolah-olah sesuatu yang tak terlihat telah merasuki rumah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun