Mohon tunggu...
Abdurrohman Rusdi
Abdurrohman Rusdi Mohon Tunggu... -

"ARSOC MEDIA SOSIAL Maka kami yakinkan diri kami, bahwa semua ini semata-mata adalah mengenai rasa dan kenyamanan berbangsa, bernegara, bertanah air dan beragama, agar keturunan kami nanti tetap eksis dalam pergaulan era digital dengan tetap didalam koridor kebangsaan timur dan realitas keislaman, yang saat ini telah mulai tidak menjadi perhitungan kebanyakan bangsa timur yang semakin berkiblat ke barat dalam hal gaya hidup."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ARSOC MEDIA : Istighfar vs Jejaring Sosial (1)

14 April 2013   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365951429786041787

Kami sempat terkesima mendengar kata-kata Ustadz Armen Halim Naro, Lc. rahimahullah saat memotivasi tentang istighfar, beliau berkata, “Istighfar kita yang naik ke langit mencegah turunnya musibah ke bumi”. Ini membuat kami sedikit merenung mengenai diri kami dan kami mencoba untuk membaginya.

Fenomena Jejaring Sosial

[caption id="attachment_247915" align="alignleft" width="300" caption="KOmunitas Kebun Rindang"][/caption] Ternyata kami sangat jauh menerapkan hal ini. Setelah dipikir-pikir ada satu yang menjadi penyebabnya yaitu maraknya jejaring sosial seperti facebook, twitter, google+ dan lain-lain. Inilah membuat kami lalai dan sangat jauh dari kebiasaan orang-orang shalih dan ulama yaitu beristighfar di mana pun, kapan pun (tentu bukan di WC, toilet dll), mengucapkan “astagfirullah”,” allahummagfirli” di sela-sela waktu, di sela-sela kesempatan, di sela-sela kesibukan, ketika menunggu, ketika naik kendaraan, ketika berjalan kaki, ketika menanti jemputan dan ketika kita mampu mencuri sedikit waktu yang sangat mahal dalam berbagai kesibukan. Bijak dalam Menyikapi Jejaring Sosial Kami baru teradar bahwa facebook dan jejaring sosial menjadi penggantinya. Mungkin seperti ini rutinitasnya:

  • Setelah shalat Shubuh langsung buka laptop kemudian login, membuka-buka status yang sudah di update tadi malam (padahal statusnya kurang bermanfaat, sekedar curhat atau main-main).
  • Kemudian di tempat kerja, ada waktu istirahat sedikit, langsung buka facebook, update status saat kerja, terkadang status mengeluh dengan pekerjaan, membicarakan atasan, membicarakan hal-hal yang kurang penting.
  • Sore hari setelah istirahat juga langsung buka facebook, mencari-cari berita terbaru dari link-link yang ada. Awalnya berniat membuka link-link bermanfaat. Akan tetapi ada juga yang friend yang menaruh link kurang bermanfaat, rasa penasaran muncul akhirnya sibuk dengan hal yang kurang bermanfaat. Atau akhirnya terlalu sibuk mengikuti perkembangan politik dan artis.Kasus ini, kasus itu, skandal ini, skandal itu”. Boleh sekedar tahu tetapi terkadang kita terjerumus rasa penasaran akhirnya terlalu mengikuti dan lalai. Padahal jika mendengar kasus-kasus tersebut kebanyakan kita sakit hati dengan kasus-kasus korupsi, ketidakadilan hukum dan kriminalitas yang telalu bebas disiarkan.
  • Maghribnya juga terkadang ada saja yang buka update status.
  • Kemudian ba’da Isya menjelang tidur, buka facebook lagi, mencurahkan uneg-uneg, kejadian dan pengalaman selama sehari, terkadang status yang bisa menghapus pahala kita karena riya’, seperti kita sudah melakukan ibadah ini dan itu, baru selsai buka puasa sunnah dan lain-lainnya.

Jika seperti ini, kapan kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat dan beramal? Memang berniat menuntut ilmu di dunia maya, tetapi menuntut ilmu di dunia nyata waktunya harus lebih banyak, jelas berbeda keutamaannya menghadiri majelis ilmu. Memang berniat berdakwah di dunia maya, tetapi  berdakwah di dunia nyata porsinya harus lebih besar, kepada orang tua, kerabat dan lain-lain. Terkadang ada beberapa orang yang terkesan sangat shalih dan alim di facebook, sangat sering update status agama, sangat sering berbicara agama, memberi link-link tentang shalat malam, tentang menuntut ilmu padahal di dunia nyata ia malah jarang atau tidak menerapkannya. Tetapi kita perlu husnudzon juga, karena ada mereka yang memang kerjanya berhubungan dengan dunia internet seperti ahli IT dan dagang via internet. Jadi mereka sangat memanfaatkan kesempatan tersebut. Jauh sebelumnya para ustadz sudah memberi peringatan tentang hal ini. Kita lihatlah pada para ustadz yang punya akun facebook, mereka lebih sibuk menuntut ilmu dan berdakwah di dunia nyata. ( Penulis: Raehanul Bahraen Muroja’ah: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id

Dari artikel 'Istighfar vs Jejaring Sosial — Muslim.Or.Id')

ARSOC : MEDIA SOSIAL alternatif dari Komunitas Kebun Rindang

kami merenungkan tentang fenomena yang sedang berkembang diseluruh dunia mengenai media jejaring sosial, sedemikian luar biasa hal tersebut sehingga menjadi penyebab bertambahnya orang terkaya didunia seperti Mark Zuckerberg dll.

Kami mencoba bertanya kepada diri kami apa yang menjadi motivasi dan niat kami, sehingga demikian besar dorongan untuk mendirikan media sosial, terkadang terlintas tentang motif ekonomi, terkadang ada sarkastis ras dan agama dan banyak hal yang berkecamuk.

Alhamdulillah ternyata kami memahami apa yang menjadikan hal tersebut sedemikian menguatkan tekad kami untuk membuat Wahana mandiri komunitas media jejaring sosial, sesungguhnya rasa kekhawatiran yang mendalam tentang kondisi masa depan dan independensi anak-anak kami nanti dikemudian hari, bagaimana mereka berinteraksi dan terhubung dengan lingkungan digital dan teknologi komunikasi.

Maka kami yakinkan diri kami, bahwa semua ini semata-mata adalah mengenai rasa dan kenyamanan berbangsa, bernegera, bertanah air dan beragama, agar keturunan kami nanti tetap eksis dalam pergaulan era digital dengan tetap didalam koridor kebangsaan timur dan realitas keislaman, yang saat ini telah mulai tidak menjadi perhitungan kebanyakan bangsa timur yang semakin berkiblat ke barat dalam hal gaya hidup.

Kami namakan media sosial ini dengan nama “Komunitas Kebun Rindang” dengan merek “ArSoc Media Sosial” yang kami wakafkan untuk umat islam dan bangsa indonesia, negara dan bangsa Asia pada umumnya.

Komunitas kebun rindang adalah sebuah nama yang mengingatkan kita tentang kesuburan, kerindangan, kehijauan alam tropis yang telah Alloh subhanahu wa ta’ala berikan kepada bangsa ini, yang sejuk udaranya, yang indah lautnya dan keramahan para penduduknya, semoga dengan mengingat hal tersebut interaksi yang berlangsung di komunitas kebun rindang dapat terjalin dengan hangat diatas tata kesopanan dan kesantunan yang merupakan ciri dan watak bangsa Asia pada umumnya.

Singkat kata “Komunitas kebun rindang dalam hal ini dengan nama situs ArSoc Media sosial, adalah merupakan Wahana untuk terhubung dalam menyambung silaturahmi, komunikasi serta kemanfaatan bagi umat manusia yang beriman kepada Allohu subhanahu wa ta’ala dan seluruh alam pada umumnya.

Semoga akan datang setelah kami generasi yang lebih baik dari kami untuk tetap melanjutkan platform komunitas kebun rindang, untuk terus berkomitmen tanpa lelah menjaga independensi dan kedaulatan bermasyarakat serta beragama dalam hal ini agama Islam dengan teguh berada diatas jalan para salafus sholih.

Komunitas Kebun Rindang

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun