Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mangkuk Bergambar Ayam Jago dalam Perspektif Filosofi Kontemporer

16 Juli 2020   08:59 Diperbarui: 17 Juli 2020   06:53 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Design mangkuk dengan gambar Ayam Jago di Indonesia (Dokumen Pribadi) 

3. Filosofi  Mangkuk Ayam Jago Sebagai Poligami (Polygamy)

Mangkuk ayam jago memiliki filosofi poligami karena ayam jago memiliki betina lebih dari satu. Artinya Pria harus memiliki banyak istri sehingga banyak anak dan banyak mencari rejeki. Garis keturunan dalam poligami dengan  keturunan langsung atau pertalian darah dari beberapa wanita terbaik. 

Kelebihan istri lebih dari satu mempercepat memiliki anak banyak anak selama suatu periode tetap relevan. Ketika Pria mapan dan memperbanyak pengeluaran uang pada kebutuhan anak sebagai investasi. Ternyata selain menyenangkan banyak istri, bermain dengan banyak anak membantu kolaborasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di rumah. 

Dengan demikian, pencarian istri, pernikahan, penjadwalan malam, sampai rencana kelahiran, memberi identitas nama berwibawa dan panggilan lucu, hingga pendidikan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diperhitungkan dalam organisasi keluarga.

4. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Tidak Terbatas (Unlimited)

Mangkuk ayam jago memiliki filosofi tidak terbatas karena bentuk mangkuk lingkaran sebagai sesuatu tidak terputus. Lingkaran dalam bentuk tidak terlihat awal atau akhir. Sesuatu yang sempurna dalam kehidupan bersifat abadi karena Tuhan sebagai Pemilik lingkaran kebaikan tidak pernah tidur dan Dia akan membalas setiap usaha yang akan kita lakukan. 

Lingkaran dapat mewakili kekekalan dalam kehidupan dinamis karena keseluruhan dari kehidupan bisa positif atau negatif. Lingkaran positif sebagai lingkaran kebaikan sedangkan lingkaran negatif sebagai lingkaran setan. Dengan demikian karakter positif membentuk lingkaran kebaikan dan jauhi karakter negatif di lingkaran setan.

5. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Kejantanan (Masculinity)

Mangkuk ayam jago memiliki filosofi kejantanan karena reputasi ayam jago petarung (fighter). Maskulinitas dalam mangkuk ayam jago mewakili  tiga unsur sifat pria sebagai berikut pertama keberanian, kedua kemandirian dan ketiga ketegasan. Dalam bahasa inggris "cock" adalah ayam jantan, tetapi juga palu pada pistol yang Anda sesuaikan sehingga Anda dapat menembakkannya. 

Anda mungkin mendengar kata "cock" yang berarti "penis".Penis merupakan tanda kejantanan pria yang disimbolkan dengan ayam jago. Apakah penis adalah otot atau non-otot? penis sebenarnya bukan otot tapi organ. Itu sebagian besar terbuat dari jaringan seperti bunga karang yang terisi darah ketika seseorang ereksi. Demikian sebaiknya pria memiliki karakter atau kepribadian, perilaku peranan, okupasi, penampakan fisik, ataupun orientasi seksual seperti ayam jago yang jantan (masculine).

Baca konten lucu dan menarik dengan Judul “Maaf Pak Jokowi, Bantuan Sosial untuk Artis Ada? Tentu Tidak” dengan (klik di sini)

Nah, bagaimana? Menarik bukan? Mangkuk ayam jago yang merupakan filosofi kehidupan (philosophy of life). Selain itu, mangkuk bergambar ayam jago menjadi ciri khas bagi masyarakat Indonesia. Filosofi ini menjadi khazanah prinsip kehidupan aktif kembali (re-active) setiap kamu membeli bakso, mie ayam, soto dan bubur ayam. Kendati diubah menjadi lebih falsafah mendalam, Abdurrofi tetap kentara aroma keislamannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun