“Ayo Kevin Ibumu pasti bangga sekali kalo kamu menang.” Tabik salah satu temannya.
Sewaktu itu pikiran langsung tidak fokus, beralih kepristiwa orangtuanya, resah sampai melamun, mata menatap ke depan lawan.
“Kevin, kamu pasti menang!”
Temannya berbicara “Hah apa yang sedang saya pikirkan? Fokus Kevin fokus.” Bisik dalam hati.
Tersadar, fokus kembali kepertandingan, memperhatikan dengan teliti strategi lawan main, akhirnya pertandingan selesai dan Kevinpun menang, hingga akhir selesai perlombaan. Dapat juara pertama lomba catur tingkat RT, ia gembira mendapat juara lagi, tapi kali ini di dalam kegembiraanya terdapat gejolak jiwa. Masalah orangtua yang masih bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi? Merenungi apakah harus bertanya kepada orangtua, seandanya masalah selalu dipendam terus, akan terus-terusan terbayang. Hari telah sore, setelah selesai perlombaan.
“Pak RT dan Semuanya saya pulang duluan ya, ada tugas sekolah yang harus cepat dikerjakan.”
“Siap, Semangat. Terus berprestasi” Ucap Pak RT.
Langsung menuju rumah dalam perjalanan sudah bulat untuk menanyakan kejadian yang ia dengar waktu malam itu. Sebelum masuk rumah, Kevin melihat orangtua lagi bersantai duduk di sofa ruang tamu, melihat Bapak sedang menikati rokok, Ibu yang lagi berdiam diri meluruskan kaki, sambil mengelus-elus dengan kedua tangannya. Melihat itu ia tidak enak seandainya mempertanyakan masalah tadi malam, akan tetapi mencoba ikut duduk dan berbicara. Masuk mengucap salam dan mencium tangan kedua orangtuanya.
“Pak, Bu, Kevin dapat juara lomba catur lagi loh.”
“Mantap anak Bapak menjadi juara bertahan.” terus tersenyum.
“Anak Ibu juga dong, Kevin mau dibeliin apa? Ibu sama Bapak pasti akan turuti?”