Mohon tunggu...
Abdullah Syarif
Abdullah Syarif Mohon Tunggu... Pegiat Sosial

Mengajar, Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangsa Ini Harus Diselamatkan : Sebuah renungan tentang moral, ideologi dan persatuan

19 Agustus 2025   15:05 Diperbarui: 19 Agustus 2025   15:11 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sejarah ideologi moral

Di tengah hiruk pikuk zaman, bangsa ini seperti sedang berdiri di persimpangan jalan. Kita menyaksikan berbagai peristiwa yang mengguncang kehidupan bersama: korupsi yang tak kunjung usai, krisis kepercayaan pada lembaga-lembaga negara, hingga arus informasi yang membanjiri ruang digital tanpa saringan yang jelas. Pertanyaannya: mampukah bangsa ini tetap berdiri tegak, ataukah perlahan rapuh dari dalam?

1. Krisis Moral: Luka yang Menggerogoti Bangsa

Bangsa yang besar sejatinya ditopang oleh moral warganya. Namun, apa jadinya jika moral itu semakin luntur? Kita melihat bagaimana korupsi merajalela, penyalahgunaan jabatan terjadi tanpa malu, dan keadilan kerap terasa seperti barang mewah.

Ketika generasi muda lebih banyak disuguhi tontonan instan ketimbang teladan, maka perlahan nilai kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab mulai tergerus. Moral bukan sekadar aturan agama atau hukum, tapi fondasi keutuhan bangsa. Tanpa moral yang kuat, setiap langkah pembangunan akan rapuh, mudah runtuh diterpa kepentingan sesaat.

2. Ideologi Pancasila: Akar yang Mulai Dilupakan

Garuda Pancasila bukan sekadar lambang negara yang terpajang di dinding-dinding sekolah atau kantor pemerintahan. Ia adalah simbol ideologi, fondasi yang menyatukan keberagaman bangsa Indonesia.

Sayangnya, ideologi ini kini sering diperlakukan hanya sebagai formalitas. Banyak yang menghafalnya tanpa benar-benar menghayatinya. Padahal, Pancasila adalah "kompas" yang dirancang untuk mengarahkan bangsa ini agar tetap adil, bersatu, dan bermartabat.

Jika bangsa ini kehilangan ideologi, maka sama saja kita menjadi perahu tanpa arah di tengah badai globalisasi. Oleh karena itu, Pancasila harus kembali ditanamkan, bukan hanya lewat pidato, melainkan lewat teladan nyata dari para pemimpin dan masyarakat.

3. Media dan Arus Informasi: Senjata Bermata Dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun