Mohon tunggu...
abdullah azzam
abdullah azzam Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang yang suka baca novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pra Mataf Day 2 Universitas Aisyiyah Yogyakarta

17 September 2025   17:37 Diperbarui: 17 September 2025   17:37 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) merupakan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah--'Aisyiyah yang tumbuh pesat dan menjadi rujukan dalam pendidikan tinggi berbasis nilai Islam berkemajuan. Sebagai kampus yang lahir dari semangat dakwah dan pengabdian, UNISA tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter mahasiswa agar mampu menghadapi tantangan global.

Tahun ini, melalui kegiatan Mataf (Masa Ta'aruf), UNISA kembali menegaskan komitmennya untuk membimbing mahasiswa baru mengenal lingkungan kampus, nilai-nilai keislaman, serta peran strategis perguruan tinggi Muhammadiyah--'Aisyiyah. Mataf bukan sekadar kegiatan penyambutan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menanamkan semangat belajar, meneguhkan jati diri sebagai mahasiswa, dan memperkenalkan visi besar UNISA dalam melahirkan generasi unggul yang siap bersaing di era global.

MDMC dan Tantangan Kebencanaan di Indonesia

Indonesia dan Ancaman Bencana

Indonesia adalah negara yang berada di jalur cincin api Pasifik. Kondisi ini membuat tanah air rawan gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung berapi, hingga tanah longsor. Bencana bisa berasal dari faktor alam maupun ulah manusia, dan keduanya sama-sama berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.

Peran MDMC 2010--2025

Sejak berdiri tahun 2010, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana. MDMC hadir dalam berbagai respon darurat, mulai dari evakuasi korban, distribusi logistik, penyediaan hunian sementara, hingga pendampingan psikososial. Selama 2010--2025, kiprah MDMC merata di berbagai wilayah Indonesia, membuktikan bahwa kolaborasi masyarakat adalah kunci.

Belajar dari Jepang

Jepang dikenal sebagai negara dengan kesiapsiagaan gempa terbaik di dunia. Mereka rutin melakukan simulasi, membangun infrastruktur tahan gempa, serta menanamkan pendidikan bencana sejak dini. Indonesia bisa belajar banyak dari Jepang, apalagi dengan pengalaman gempa besar di Yogyakarta (DIY) tahun 2006 yang menelan banyak korban.

Manajemen dan Pemicu Bencana

Manajemen bencana mencakup tiga tahap: pra-bencana (mitigasi dan kesiapsiagaan), saat bencana (tanggap darurat), dan pasca-bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi). Pemicu bencana bisa berasal dari geologi, hidrometeorologi, maupun ulah manusia seperti kerusakan lingkungan. Kesadaran masyarakat untuk lebih peduli lingkungan adalah langkah penting dalam pencegahan.

Sejarah Bencana di DIY

Gempa Yogyakarta tahun 2006 menjadi salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah DIY. Ribuan korban jiwa berjatuhan, ribuan rumah hancur, dan infrastruktur lumpuh. Dari tragedi ini lahirlah kesadaran pentingnya mitigasi serta kesiapan menghadapi bencana serupa di masa depan.

Siaga Gempa Bumi

Mitigasi bencana gempa mencakup pengetahuan jalur evakuasi, kesiapan tas siaga, serta pembangunan rumah tahan gempa. Kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga peran masyarakat, sekolah, dan keluarga.

Penutup

MDMC membuktikan bahwa penanggulangan bencana bisa dilakukan dengan pendekatan kemanusiaan, gotong royong, dan profesionalitas. Indonesia sebagai negara rawan bencana harus terus belajar, berbenah, dan menanamkan budaya siaga agar lebih tangguh menghadapi masa depan.

Identitas Gender dan Kesehatan Mental di Indonesia

Memahami Identitas Gender

Identitas gender adalah cara seseorang memahami dan mengekspresikan dirinya, yang bisa berbeda dengan jenis kelamin biologis. Fenomena ini melahirkan berbagai bentuk identitas seperti transgender, homoseksual, dan biseksual.

Jenis-Jenis Identitas Gender

  • Transgender: seseorang yang identitas gendernya berbeda dengan jenis kelamin lahirnya.

  • Homoseksual: ketertarikan emosional atau seksual kepada sesama jenis.

  • Biseksual: ketertarikan pada laki-laki maupun perempuan.

Dampak Sosial dan Psikologis

Fenomena ini sering menimbulkan stigma dan diskriminasi. Banyak individu mengalami tekanan psikologis, depresi, bahkan terisolasi dari lingkungan sosialnya. Kesehatan mental mereka bisa terganggu jika tidak mendapat dukungan yang memadai.

Penanganan dan Pendekatan

Isu identitas gender perlu ditangani dengan pendekatan edukatif dan empati. Penting bagi masyarakat untuk membuka ruang dialog, memberikan dukungan psikologis, dan mencegah perilaku diskriminatif. Di sisi lain, nilai sosial dan moral tetap perlu dijaga sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.

Penutup

Identitas gender adalah isu sosial yang kompleks. Tantangan ini tidak bisa diabaikan, melainkan perlu dihadapi dengan bijak. Kesehatan mental harus menjadi perhatian utama, karena setiap individu berhak hidup sehat, aman, dan bermartabat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun