Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Kanjuruhan (Duka Kita dan Persepakbolaan di Indonesia)

4 Oktober 2022   08:57 Diperbarui: 5 Oktober 2022   05:11 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kompas.com (SUCI RAHAYU)

Malam minggu 01 Oktober 2022, saya menemani tamu dari empat perguruan tinggi lingkungan PTKAIN, yaitu (UIN Bandung, UIN Satu Tulung Agung, UIN Samarinda dan UIN Surabaya) dan  mendengar, menyaksikan para tamu melepas hobi dan bakat terpendamnya diluar dunia akademik, yaitu menyanyi.

Keempat tamu itu adalah ayahnda guru besar Prof. Dr. Ngainun Naim, M. Ag, Prof. Dr. Rubaidi, M. Ag, Prof. Alfitri, M. Ag., Ph. D dan Dr. Abdul Malik, M. Ag. mereka adalah Tim Reviewer kegiatan Penelitian dan Pengabdian program LITABDIMAS tahun 2022 di LP2M IAIN Palangka Raya.

Selesai acara makan malam, setelah seharian penuh melaksanakan seminar hasil LITABDIMAS panitia dan tim reviewer menguji nyali untuk menyumbangkan suara "merdunya" di kafe Kampung Seberang. Yaitu Kafe unik yang berada dipinggir sungai Kahayan, dan menyajikan life musik

Diawali dari tuan rumah (LP2M) IAIN Palangka Raya bapak H. Abdul Azis, M. Pd selaku kapus Pengabdian yang menyumbangkan suaranya, lalu berlanjut pada Prof. Dr Rubaidi, Dr. Supriadi, M.SI dan Hj Puspita, suasana  semakin meriah dengan adanya sorak sorai dukungan dari tamu di kafe tersebut.

Usai acara panitia dan narasumber kembali ke rumah dan hotel untuk istirahat, namun ini untuk mereka (panitia atau reviewer) yang sudah "menyerah" karena lelah mengikuti kegiatan seharian,  adapun yang masih kuat dilanjutkan dengan berburu buah durian asli dari Kasongan.

Durian Kasongan adalah durian yang sangat digemari oleh masyarakat kalimantan dan selalu menjadi primadona untuk disajikan kepada para tamu, keluarga luar kalimantan yang datang ke Palangka Raya.

Saya pribadi lebih memilih untuk cepat pulang ke rumah, karena tertarik menonton pertandingan liga Inggris, yang menyajikan pertandingan antara Liverpool vs Brighton & Hove Albion. Dua tim sepadan dalam sebuah perhelatan akbar

Pertandingan kali ini cukup menarik sebab sudah beberapa pekan ini, liga inggris sempat mengalami jeda pertandingan, mulai dari meninggalnya ratu Inggris dan jeda pertandingan Internasional untuk persiapan pergelaran piala dunia di Qatar. 

Maka nonton liga Inggris untuk malam ini adalah obat dan pelampiasan perasaan kangen untuk mantengin aksi MOh. Salah dkk dalam pertandingan.

Puas melihat pertandingan Liverpool vs Brighton & Hove Albion yang berbagi poin 1 dengan skor perrandingan 3 - 3, saya dikagetkan dengan berita di twitter yang sangat masif tentang adanya kericuhan pertandingan sepabola di Liga I BRI yang terjadi di Kanjuruhan, Malang

Ya, malam itu terjadi laga Big Mach antara tuan rumah Arema dan seteru abadinya Persebaya Surabaya, yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Kabarnya terjadi korban meninggal hingga diangka 127 Orang dan 200 lebih yang luka-luka.

Shock dan kaget saya mendengar berita itu, sebab baru saja kita dibahagiakan dengan penampilan cermelang Timnas senior yang meningkat di level rangking FIFA atas kemenangan dua kali berturut melawan Timnas Curacao dari 155 naik ke 152.

Juga kompaknya suporter timnas dalam mendukung para pemain, gemuruh kumandang takbir yang diucapkan saat mendukung timnas Indonesia melawan timnas Curacao, adalah gambaran betapa kompak dan bersatunya para suporter persepakbolaan di Indonesia dalam mendukung timnas kesayangan

Kemudian dikejutkan dengan kericuhan yang memakan korban hingga ratusan orang, tentu kejadian ini sangat menyedihkan dan mencoreng nama baik persepakbolaan di tanah air. 

Kedepan semoga antara regulator, penyelenggara, pelaksana dan semua yang berkepentingandalam persepakbolaan bisa belajar dan menata penyelenggaraan bola menjadi lebih baik

Dari berita-berita dan informasi yang beredar kejadian itu berawal dari para pemain dan ofisial Arema, yang menyapa dan memperlihatkan gestur minta maaf atas kekalahan tim melawan persebaya dengan skor 2- 3 pada pertandingan tersebut.

Melihat kekalahan tersebut, akhirnya banyak diantara suporter yang marah dan melakukan aksi turun ke lapangan untuk mempertanyakan sebab kekalahan, sekaligus ingin mengungkapkan raca kekecewaan pada offisial dan pemain

Karena banyaknya suporter yang turun ke lapangan guna menyampaikan uneg-uneg dan kekecewaan, membuat situasi ricuh dan tak terkendali, maka oleh aparat para pemain diarahkan untuk ke ruang ganti. sebab penonton semakin beringas dengan melemparkan benda-benda ke dalam lapangan.

Aparatpun turun tangan untuk meredakan situasi, yang semakin ricuh dan penuh sesak dipenuhi penonton. Aparat berupaya menggiring penonton untuk kembali ke tribun dan pergi meninggalkan lapangan, sebab pertandingan telah usai.

Karena banyaknya suporter berada di lapangan, dan banyak yang membuat ulah akhirnya aparat berinisiatif melemparkan gas air mata ke berbagai sudut lapangan, dengan tujuan para suporter menjauh dan keluar stadion.

Disinilah lalu terjadinya kericuhan antara para suporter yang mengalami sesak napas, mata pedih dan saling berdesakan, saling injak di pintu keluar yang pada akhirnya memakan korban

Apapun alasan dan argumentasi yang disampaikan, baik dari sisi aparat, suporter, penyelenggara juga netijen yang maha benar. Tragedi dalam sepakbola ini telah terjadi, dan pasti penyebabnya tidaklah tunggal.

Akan banyak faktor yang mengikuti dalam kejadian tersebut, namun demikian tetap harus  ada pihak yang bertanggungjawab, tidak hanya menyalahkan di satu atau dua pihak dari beberapa pihak yang ada.

Semua pihak kudu mawas diri dan mau mengevaluasi pada kejadian tersebut, ini bisa dilakukan oleh regulatornya, yaitu LIB yang bertugas mengatur yang mengatur scedule  permainan, panitia yang menggelar acara dan menjual tiket, atau PSSI selaku pengurus perrsepakbolaan di Indonesia

Selain itu, yang justru paling krusial dalam peristiwa kerusuhan seperti ini, aparat mestinya mampu memperhitungkan potensi konflik sejak awal. adanya plan, manajemen risiko dan mitigasi sangat penting untuk mencegah terjadinya kericuhan atau kerusuhan dalam sebuah pertandingan

Aparat harus berbenah, mengkaji kembali SOP dan harus mau memenuhi standar keamanan atau aturan yang telah ditetapkan oleh FIFA, seperti dilarangnya penggunaan gas air mata.

Dan tentu kedewasaan penonton, pelatih dan pemain menjadi kunci utama dalam mendewasakan persepakbolaan di tanah air. Stakeholder dalam persepakbolaan mestinya mampu meedukasi para suporter agar sepakbola Indonesia menjadi lebih sehat dan ramah pada anak-anak maupun wanita

Saya secara pribadi berharap kejadian seperti ini adalah terakhir kali terjadi di indonesia, juga dimanapun dalam dunia persepakbolaan. Semoga sepak bola kita tidak mendapat hukuman dari FIFA dan semakin maju, (gelagat ini sudah terlihat di Timnas diberbagai level umur).

Sepakbola adalah hiburan dan kegembiraan bagi masyarakat indonesia yang sangat mencintai bola. Sepakbola bisa menjadi pemersatu bangsa, miningkatkan nilai-nilai nasionalis dan tentu sarana penghibur saat ekonomi sedang sulit dan dunia sedang mengalami resesi

Untuk itu saya turut mengucapkan rasa bela sungkawa atas kejadian atau tragedi Sepakbola di Kanjuruhan Malang. Semoga atas ijin Allah semua korban diterima oleh Allah SWT dan kelurga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan penghiburan.

Amin Allahumma amin yaa robbal alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun