Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fase Dosa dan Kesalahan

7 September 2023   11:03 Diperbarui: 7 September 2023   11:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Gua mengawali tulisan ini dengan hadits:

"Tiap anak Adam (manusia) pasti memiliki kesalahan. Dan sebaik-baiknya kesalahan adalah ia bertaubat setelah melakukan kesalahan itu."

Namun, dalil tersebut bukan berarti menjadi legitimasi bagi manusia untuk berbuat dosa secara serampangan.

Gua mencoba membagi fase perbuatan dosa:

1. Hendak berbuat dosa


2. Saat berbuat dosa

3. Setelah berbuat dosa

Fase hendak berbuat dosa

Artinya, belum berbuat tapi sudah ada niat berbuat dosa.

Ketika di fase ini, hendaknya seseorang mengurungkan untuk berbuat dosa atau maksiat. Dalil-dalil peringatan sudah terlalu banyak dengan akibat-akibat tertentu.

Tapi, gue mau mengutip satu maqolah dari kitab Nasoihul Ibad, karya Imam Nawawi Banten. Tepatnya di Bab 3, maqolah ke-22:

Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Dikatakan bahwa Allah memberi Wahyu kepada Nabi Uzair:

"Wahai Uzair, jika engkau hendak berbuat dosa, maka jangan melihat kecilnya dosa itu. Tapi lihatlah siapa Dzat yang hendak engkau murkai."

Fase saat berbuat dosa

Di fase ini adalah saat seorang manusia telah 'terlanjur' atau sudah kadung berbuat dosa.

Dari yang gue pelajari, setidaknya ada 3 cara untuk bersikap saat di fase ini:

- Hindari sikap merasa bangga saat berbuat dosa tersebut.

- Hindari sikap pamer saat berbuat dosa tersebut.

- Hindari sikap meremehkan saat berbuat dosa tersebut.

Selanjutnya, mari kita bedah ketiga sikap tersebut.

a. Hindari sikap merasa bangga dan sikap pamer saat berbuat dosa

Ketika seorang manusia merasa bangga saat berbuat dosa, hal yang paling ditakutkan adalah efek yang akan menyasar hati menjadi mati. Apabila hati sudah mati, maka tidak akan timbul rasa gelisah saat berbuat dosa.

Rasulullah bersabda:
 ,
 

"Jangan berlebihan dalam tertawa. Karena tertawa berlebihan dapat mematikan hati."

Gus Baha memberi penjelasan dari dalil tersebut. Bahwa tertawa atau bangga yang dapat menyebabkan hati menjadi mati adalah tertawa atau bangga saat berbuat dosa.

Biasanya, antara sikap merasa bangga dan sikap pamer saat perbuatan dosa adalah satu paket. Padahal, pamer kebaikan saja bisa dianggap ria, apalagi pamer perbuatan dosa.

Dalilnya jelas, bahwa seorang muslim wajib menutupi aib saudaranya. Terlebih untuk menutupi aibnya sendiri.

Dalam literatur hadits, orang yang pamer atau menceritakan perbuatan maksiat disebut dengan istilah mujahir.

Rasulullah bersabda:

"Tiap umatku akan diampuni, kecuali mujahir (orang yang pamer maksiat)."

b. Hindari sikap meremehkan saat berbuat dosa

Saat sudah kadung berbuat dosa dan hati sudah mulai gelisah. Sebaiknya, seseorang segera meninggalkan perbuatan dosa selagi ada waktu. Cepat-cepat untuk tidak meneruskan perbuatan dosanya. Apalagi, menganggap perbuatan dosa itu dengan kata tanggung.

D kitab Nasoihul Ibad, Rasulullah bersabda:

Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

"Tidak disebut dosa kecil jika dilakukan terus menerus. Dan tidak disebut dosa besar jika diakhir dengan istighfar (permohonan ampun)."

Walaupun berbuat dosa kecil, namun dengan perasaan meremehkan dosa tersebut, dan dilakukan terus-menerus, maka sama saja akan menjadi dosa besar.

Fase setelah berbuat dosa

Tidak ada jalan lain yang disediakan Islam setelah berbuat dosa, yaitu taubat. Allah dengan segala firman-Nya menyelipkan banyak kata yang menyatakan diri-Nya adalah sang Maha Pengampun.

Dan berapa banyak kisah-kisah orang sebelumnya meraih rido Allah dengan jalan taubat. 

Cara-cara taubat sudah banyak ditulis di website lain. Namun, gua mau mengutip nasihat Ulama tentang pembahasan ini merujuk dari kitab Adabu Sulukil Murid.

:

Abu Rabi berkata, "Berjalanlah menuju Allah meskipun dalam keadaan pincang dan tertatih-tatih atau tergopoh-gopoh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun