Mohon tunggu...
Abdy Busthan
Abdy Busthan Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Pendidikan

Penulis, Peneliti dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Agama Kristen (PAK)

17 Agustus 2019   16:12 Diperbarui: 24 Juni 2021   08:12 4808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan Agama Kristen (PAK) | Sumber: pinterest.com

Pazmino Robert (2012:14) menyatakan bahwa untuk memikirkan pendidikan Kristen dan praktik pendidikan secara bertanggungjawab dari sudut pandang Injili, maka orang Kristen, khususnya para pendidik Kristen, harus lebih hati-hati memeriksa fondasi alkitabiah yang mendasari praktek pendidikan Kristen tersebut. Alkitab adalah sumber esensial utama agar bisa mengerti keunikan dan sensasi Kristen dalam pendidikan. Karena pendidikan Kristen yang dibangun diatas pola yang selalu berdasarkan pada Alkitab justru akan memberikan pengalaman edukasional yang dinamis dan beragam. Terdapat dua fondasi alkibiah disini, yaitu fondasi dalam Perjanjian Lama (PL) dan fondasi dalam Perjanjian Baru (PB).

Jika ingin mendefinisikan pendidikan Kristen maka setidaknya terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan, seperti: tujuan (apa), konteks (dimana), pelaku (siapa), metode (bagaimana), materi (apa) dan waktu (kapan), ini semua harus tersirat di dalamnya. Dengan begitu maka untuk tiap konteks dan tujuan tertentu, pengertian tentang pendidikan Kristen perlu dijelaskan secara spesifik.

Bisa disimpulkan bahwa pendidikan Kristen adalah upaya Ilahi dan manusiawi, secara berkesinambungan memberikan pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, keterampilan-keterampilan serta sensitivitas dan ingkah laku yang konsisten dengan iman Kristen. Pendidikan pada titik ini adalah usaha dan upaya untuk melakukan perubahan atau pembaharuan serta reformasi pribadi-pribadi, kelompok-kelompok dan struktur-struktur oleh kuasa Roh Kudus, sehingga bersesuaian dengan kehendak Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam Kitab Suci, terutama di dalam Yesus serta diwujudkan oleh upaya itu. Dengan demikian maka pengertian ini dapatlah diimplikasikan ke dalam berbagai konteks pendidikan, yakni dalam rumah tangga, di sekolah, di gereja, dan ditengah-tengah masyarakat dunia.

Pendidikan Kristen tidak saja berupaya untuk mengalihkan nilai-nilai dasar, doktrin atau ajaran, tetapi juga berusaha untuk mengalihkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam konteks dimana anak didik itu berada. Anak didik diperlengkapi sedemikian rupa, sehingga dalam bimbingan Allah, mereka mampu menjadi saluran berkat untuk orang lain---dalam rangka pembaharuan keluarga, gereja, dan masyarakatnya.

Baca juga: Motivasi Saya, Seorang Guru Pendidikan Agama Kristen Mengikuti Diklat Online

Homrighausen & Enklaar (2004) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah pendidikan yang diberikan baik itu pada pelajar muda dan tua untuk memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri dan oleh serta dalam Dia, mereka terhisap pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat. Dengan demikian maka PAK sebenarnya merupakan sebuah 'usaha' yang dilakukan oleh pihak gereja untuk membawa jiwa-jiwa baru pada pengenalan akan 'jalan keselamatan' dan hidup kekal, yaitu melalui Yesus Kristus, dengan menyaksikan pribadi Yesus melalui sikap dan perbuatan orang percaya.

Piper Jhon (2012:23) mempertegas posisi PAK bahwa tujuan semua studi Kristen---bukan hanya soal studi Alkitab saja---adalah studi yang mempelajari realitas sebagai manifestasi dari kemuliaan Allah, mempercakapkannya, dan menuliskannya dengan akurat, kemudian menikmati keagungan Allah di dalamnya, lalu menggunakannya demi kebaikan manusia. Sebab adalah juga sebuah penyangkalan terhadap eksistensi studi, apabila seorang Kristen melakukan tugas akademisnya hanya dengan "sedikit" saja referensi kepada Allah. Jika alam semesta dan seisinya eksis karena rancangan Allah yang mutlak dan berpribadi---demi menyatakan dan mengasihi kemuliaan multidimensi-Nya. Maka menganalisis sesuatu tanpa referensi kepada kemuliaan Allah, bukanlah sebuah studi, melainkan sebuah "pemberontakan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun