Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membujuk Setangkai Kertas di Mata Maria

25 November 2020   08:07 Diperbarui: 25 November 2020   16:18 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau Kaka son suka na be minta maaf Kaka. Be pung nama Maria. Lain kali kalau Kaka son keberatan, Katong bisa ba'carita e Kaka"

Saat itu saya sudah bisa bernapas layaknya manusia. Sebab gadis berisik itu sudah lenyap di hadapan saya. Gadis aneh yang tak pelit untuk bicara. Gadis yang merasa bahwa adaptasinya itu mampu meracuni orang-orang yang sibuk dengan aktivitas registrasi calon Mahasiswa baru.

"Baik adik-adik Mahasiswa baru silahkan masuk ke ruangan kelas A karena kita akan melakukan pengenalan kampus dan wajah prodi ini"

Kembali lagi suara seorang gadis terdampar. Tapi!, kali ini tidak menampar layaknya gadis yang saya temui tadi.

" Untuk kegiatan kita besok. Adik-adik diharapkan membawa bekal."

Salah satu dari sekian orang yang berdiri di depan kami memberikan arahan sekaligus pesan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Sengaja saya potong beberapa poin penting sebab soal membawa makanan orang Indonesia pada umumnya akan selalu merekamnya dengan kuat.

"Berhubung kita belum saling mengenal sebagai Kaka dan adik. Maka saya berikan kesempatan kepada masing-masing orang saling berkenalan. Untuk kaka-kaka panita penerimaan Mahasiswa baru saya persilahkan keluar agar adik-adik kita bisa saling kenal dengan bebas."

"Jadi yang didepan kami ini panitia penerimaan Mahasiswa baru? Bukan satpam? Petugas kebersihan?" Gumamku Pelan dalam hati dan berhati-hati semoga tak ada yang mendengarnya, lalu melaporkanya kepada para panitia.

10 menit ruangan itu begitu gaduh. Suara-suara sapaan hingga senapan keringat yang kini memenuhi empat kali lima inci dari kerah bajuku membuat tubuhku di keroyok ribuan lelah.

"Kawan-kawan Mahasiswa baru. Sebelum ada selamat datang nanti dan selamat bergabung bersama kami. Saya selaku ketua panitia dan angkat genap 'CERPEN-16' sangat menanti kehadiran kawan-kawan semua. Sebentar lagi kita akan berdinamika layaknya kertas yang kalian teguk memberi kagum kepada alam ciptaan."

Lalu hening itu menemani kami menuju sunyi-sepi doa-doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun