Mohon tunggu...
Bayu Sukma
Bayu Sukma Mohon Tunggu... Guru Private yang suka Menulis

Freelencer, blogger, and Writer. For inquiries contact me sukmabayu4648[at]gmail[dot]com I opiniku14.wixsite.com/abay

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Puasa Ala Ulama Nusantara, Hamzah Fansuri

13 Maret 2025   12:02 Diperbarui: 13 Maret 2025   12:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Menggapai Cinta Tuhan dengan Puasa

Di dalam "Syarab al-'Asyiqin", Hamzah Fansuri menggambarkan bahwa puasa adalah jalan untuk mencapai fana' fillah (melebur dalam Tuhan). Dengan menahan nafsu dan ego, seorang hamba dapat meraih cinta Ilahi. Beliau menulis:

"Puasa itu bukan sekadar lapar,
Tetapi memutuskan dunia dengan sabar,
Menahan diri dari nafsu yang liar,
Menggapai cinta Tuhan yang Maha Besar."
--- Syarab al-'Asyiqin
Makna ini menunjukkan bahwa puasa seharusnya tidak sekadar ritual formalitas, tetapi perjalanan spiritual menuju Allah.

3. Puasa sebagai Penyerahan Total kepada Allah

Dalam kitab "Al-Muntahi", Hamzah Fansuri menggambarkan bahwa puasa adalah sarana untuk melepaskan diri dari ego dan mengikhlaskan hati sepenuhnya kepada Allah. Menurut beliau, orang yang berpuasa dengan benar akan merasa dekat dengan Tuhan, karena puasa mengajarkan kerendahan hati dan kesederhanaan.

Beliau menulis:

"Janganlah engkau merasa puas,
Dengan lapar dan haus yang keras,
Jika hatimu masih liar dan buas,
Itu bukanlah puasa yang ikhlas."
--- Al-Muntahi

Pelajaran dari Hamzah Fansuri: Puasa Fisik dan Puasa Hati


Dari pandangan Hamzah Fansuri, kita bisa mengambil pelajaran bahwa puasa tidak boleh hanya dimaknai sebagai menahan makan dan minum, tetapi juga menahan hati dari segala bentuk keburukan. Puasa fisik dan puasa hati harus berjalan beriringan agar mendapatkan manfaat spiritual yang hakiki.

Puasa versi Hamzah Fansuri ini mengajarkan kita untuk lebih sadar bahwa membersihkan hati dan jiwa dari hawa nafsu adalah bagian dari ibadah yang sangat penting. Jangan sampai kita hanya lapar dan haus, tetapi hati tetap penuh penyakit.

Kesimpulan
Puasa menurut Hamzah Fansuri adalah sarana penyucian jiwa, penghambaan total kepada Allah, dan perjalanan menuju cinta Ilahi. Melalui ajaran-ajaran beliau, kita diingatkan bahwa puasa bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi momen introspeksi diri dan peningkatan kualitas spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun