Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ISIS, Mujahidin, dan Taliban akan Saling Melumpuhkan di Afganistan

30 Agustus 2021   02:57 Diperbarui: 1 September 2021   09:54 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok ISIS Khorasan (ISIS-K), mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri Bandara Kabul yang tewaskan setidaknya 92 warga Afghanistan, 13 marinir AS dan membuat ratusan orang luka berat (Sumber: Homeland Security Today via KompasTV) 

Apapun kontroversialnya, ISIS, Taliban dan Mujahidin telah membuktikan pada dunia sebagai kelompok milisi bersenjata paling powerful yang pernah ada di jaman modern.

Memiliki daya juang tinggi dan didukung sistem intelijen serta peralatan tempur  berteknologi mumpuni, jelas betapa tangguhnya mereka.

Selama ini mungkin ada yang menduga ISIS, Mujahidin dan Taliban beserta afiliasi masing-masing akan saling berperang dalam satu kawasan.  

Sebut saja dugaan itu adalah mimpi buruk, tapi itu bakal terjadi dalam babak baru Afghanistan pasca "ditinggalkan" NATO (pimpinan Amerika Serikat).

Berkuasanya kembali Taliban pada 15 Agustus 2021 setelah jatuhnya kota Kabul ke tangan Taliban dalam sekejab adalah tanda awal mimpi buruk tersebut.

Tanda lainnya penegasan kelompok utama aliansi utara, Mujahidin yang kini dipimpin Ahmad Masoud (anaknya Ahmad Shah Masoud panglima legendaris dari lembah Pansjhir yang dibunuh Taliban) menyatakan perang melawan Taliban.

ISIS Khorasan (ISIS-K) juga tidak tinggal diam. Bomber bunuh diri mereka Abdul Rahman al-Logari telah membuktikan ISIS benar-benar ada. Aksi bunuh dirinya memberi "pesan berdarah" ISIS siap mewujudkan mimpi daulah islamiyah di negeri tersebut.

Di sisi lain, mantan pasukan pemerintah dipimpin panglima Angkatan bersenjata Abdul Rashid Dostum sedang mengintip akan memberi dukungan pada siapa  seperti 2 pengalaman mereka sebelumnya.

Pihak AS sendiri telah menambah kekuatannya menjadi 5.000 personil dengan alasan membantu proses evakuasi dan keamanan kedubes mereka. Padahal saat "sporing" terakhir pada awal Agustus 2021 lalu hanya menyisakan 500 personil di kedubes AS dan bandara Kabul.

Gambar ilustrasi Taliban, sumber : dw.com. A.Rahman al-Logri, ISIS-K, sumber : newsncr.com dan Mujahidin, sumber : Getty Images.com
Gambar ilustrasi Taliban, sumber : dw.com. A.Rahman al-Logri, ISIS-K, sumber : newsncr.com dan Mujahidin, sumber : Getty Images.com

Hadirnya ISIS di Afghanistan sesungguhnya bukan hal baru. Sayap (cabang) ISIS di Afghanistan dan Pakistan ini telah terbentuk pada 2015 di kawasan utara dan timur Afganistan yang diberi nama ISIS Khorasan.

Khorasan adalah nama salah satu provinsi di Iran yang membentang diantara perbatasan Iran dengan Afganistan dan Turkmenistan di timur Iran. Khorasan terbagi dalam 3 provinsi yaitu Khorasan timur, Khorasan barat dan Razavi Khorasan. Kawasan ini dikenal sebagai "The Grater Khorasan."

Pada awalnya anggota berasal dari Pakistan dan pembelot Taliban yang berbeda pendapat dengan pucuk Taliban.

Saat pembentukannya pada 10 Januari 2015 lalu ISIS sedang berkembang menjadi kelompok milisi paling powerful di dunia.

Meskipun sudah lama terbentuk di Afganistan tapi ciri-ciri kemunculannya sangat sama, yakni memanfaatkan kekacauan serius dalam suatu negara.

Di Irak, ISIS mengambil peluang kekacauan dan perang saudara pasca penggulingan dan pemberontakan terhadap pemerintah Saddam Husein.

Di Suriah ISIS terbentuk pada  2013, mengambil peluang dalam pemberontakan anti pemerintahan Bashar al-Assad. ISIS lalu berkembang menguasai hampir 35% wilayah Suriah. ISIS bahkan menancapkan ibu kota ISIS di kota Raqqa pada 2013-2017.

Di Libia ISIS juga mengambil kesempatan dalam pemberontakan terhadap pemerintahan Moammar Khadafi. Pada 15 Februari 2015 ISIS menguasai Sirte sepenuhnya.

Hal sama terjadi di Yaman, ISIS bercokal di antara kawasan yang dikuasai Houthi dan pasukan pemerintahan Hadi dukungan Arab Saudi.

ISIS-K juga hadir di Afganistan setelah AS mulai memperlihatkan tanda-tanda akan mengakhiri petualangan di Afganistan pada 2015. Kini ISIS-K memperlihatkan wujud asli dan kepentingan mereka di Afganistan ketiika negara tersebut diambang kekacauan serius pada 2021.

ISIS-K dan kelompok perlawanan lainnya tidak membuang kesempatan di balik hengkangnya AS dari Afganistan yang sedianya akan tuntas pada 31 Agustus 2021.

Dalam pergerakan (eksodus) warga ibukota ke bandara Kabul mungkin saja telah terjadi penyusupan ISIS, Mujahidin, eks tentara pemerintah dan Taliban dadakan bahkan penambahan (kembali) pasukan AS.

Pasukan Taliban dan simpatisannya juga telah berlipat ganda masuk ke Kabul.

Petempur ISIS-K juga menyusup ke Kabul hal ini terbukti dengan terjadinya peristiwa teror yang dilakukan bomber bunuh diri ISIS-K sebagaimana disebutkan di atas.

Kelompok Mujahidin yang belum terkalahkan Taliban di lembah Panjshir pasti juga mengambil kesempatan menuju ke kota Kabul dan sekitarnya.

Kelompok tentara pemerintah yang kini dibawah kendali wakil presiden Afganistan, Amirullah Saleh, pasti mengambil kesempatan dalam pergerakan tersebut. Kelompok ini mungkin akan bergabung dengan tenara pemerintah yang loyal pada panglima Angkatan bersenjata Abdul Rashid Dostam.

Berdasarkan lima kekuatan di atas kemungkinan skema perang proksi bakal terjadi di sana adalah :

  • Koalisi AS + Taliban vs ISIS-K dan afiliasinya
  • Koalisi Mujahidin + eks tentara Pemerintah (aliansi utara) vs Taliban dan afiliasinya
  • Koalisi Mujahidin + eks pasukan pemerintah vs ISIS-K dan afiliasinya

Pantas warga akhirnya memilih menyingkir, eksodus besar-besar meskipun dengan cara di luar akal sehat, panik menghindari potensi perang proksi tersebut.

AS pasti akan mengambil jalan tengah, menarik hampir seluruh 5.000 personilnya dan membantu Taliban secara tidak langsung melalui serangan udara sehingga Taliban dukungan AS yang akan menghadapi musuh-musuhnya.

Kemenangan itu sifatnya relatif, tapi kemenangan sesungguhnya ada di pihak pemegang proksi. Pakistan, Turki, Rusia, AS dan negara Teluk serta China siap mendukung proksi masing-masing sesuai dengan keuntungan apa yang dapat mereka peroleh dari perang proksi gila tersebut.

Afganistan akan dicabik-cabik seperti Suriah "korban" perang proksi hingga saat ini. 

Jika itu terjadi di Afganistan mungkin negara itu akan terbagi-bagi menurut kekuatan di atas. 

Mengacu pada pengalaman negara Suriah babak belur menghadapi campur tangan proksi, perdamaian akan sangat sulit sekali terwujud di Afganistan.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun