Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Balik Menyerahnya Din Minimi, Pentolan Paling Dicari di Aceh

30 Desember 2015   12:26 Diperbarui: 31 Desember 2015   19:18 2438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn-2.tstatic.net/aceh/foto/bank/images/din-minimi-bersama-anggotanya-turun-gunung_20151229_181633.jpg

Setelah tiba di Lhokseumawe, pada Selasa (29/12) barulah dilaksanakan konferensi Pers menandai secara resmi aksi penyerahan kelompok Din Minimi. Selanjutnya Sutiyoso yang mengatakan telah melaporkan sebelumnya pada Presiden tentang rencana rahasianya ke Aceh untuk tujuan tersebut telah kembali ke Jakarta.

Apa yang dapat kita tarik dari peristiwa penyerahan diri Din Minimi yang paling diburon (DPO) dalam 2 dua tahun terakhir? Beberapa benang merah yang mungkin dapat kita simak adalah :

  1. Peristiwa bersejarah dan berharga ini patut kita syukuri mengingat kedamaian Aceh yang telah tercetus dalam perjanjian Helsinki ternyata masih terhalang implementasi seutuhnya oleh "secercah noda hitam" aktivitas kelompok Din Minimi yang membuat tanda tanya resistensi perdamaian Aceh seutuhnya. Dengan peristiwa diharapkan tidak ada alasan apapun lagi menuju perdamaian yang abadi dan sejati serta jujur.
  2. Proses tawar menawar berlangsung secara rahasia memperlihatkan adanya permainan intelejen kelas tinggi dalam mengatur posisi kelompok ini
  3. Penyerahan diri tersebut terjadi menjelang penyaringan calon Gubernur dan Wagub Aceh yang akan digelar. Tak tertutup kemungkinan Din Minimi mencalonkan diri jika diampuni kesalahan atau dosanya oleh negara. Posisi Din Minimi dianggap mampu menjembatani figur kontroversial yang selama ini telah menjabat di jajaran elite pemerintahan Aceh namun dianggap kurang mampu beradaptasi dengan Jakarta.
  4. Mengingat indikasi adanya permainan intelijen disebut diatas, tak tertutup kemungkinan di masa yang akan datang akan terulang lagi kisah berikutnya tentang hadirnua sosok-sosok "Din Minimi" lainnya jika dikemudian hari Aceh masih tetap bergelayut dengan aroma saling curiga dan saling menyalahkan yang tidak produktif membangun masa depan generasi semua warga yang ada di Aceh.

Atas dasar penjelasan di atas, secara keseluruhan kita menyambut dengan suka cita kembalinya saudara kita yang telah kembali kepangkuan ibu pertiwi, semoga tidak ada lagi riak-riak perpecahan berwujud diplomasi palsu, sementara atau apapun yang mirip dengan hal tersebut.

Sudah saatnya Aceh harus maju dalam setiap bidang agar pengangguran tidak bertambah, perekonomiannya dapat berkembang dan menjadi daerah yang mandiri dengan hadirnya industri yang membuka lapangan kerja untuk seluruh usia kerja. Syarat utamanya : Damailah yang sejati dan harus mampu meningkatkan kualitas pembangunan manusia Aceh di segala bidang. 

Semoga tidak ada pihak-pihak yang keberatan dengan syarat disebutkan di atas, hehehehe..

---

Salam kompasiana

abanggeutanyo

Gambar : Sutyoso dan Din Minimi. Sumber gambar : http://aceh.tribunnews.com/2015/12/29

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun