Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Balik Menyerahnya Din Minimi, Pentolan Paling Dicari di Aceh

30 Desember 2015   12:26 Diperbarui: 31 Desember 2015   19:18 2438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn-2.tstatic.net/aceh/foto/bank/images/din-minimi-bersama-anggotanya-turun-gunung_20151229_181633.jpg

Meski tak sedikit anak buahnya tertangkap bahkan terbunuh dalam operasi pencarian tim gabungan ternyata jumlah kelompok ini terus bertambah, padahal dalam beberapa pernyataan Kapolda beberapa tahun lalu tim Minimi hanya belasan orang saja. Ternyata yang terlihat dalam gambar saja mencapai seratusan orang belum termasuk yang tidak terlihat dalam gambar apalagi yang telah tertangkap bahkan terbunuh. "Ada sekitar 120 orang kelompok Din Minimi yang akan turun gunung," kata Sutyoso dalam konferensi pers.

Jika demikian halnya, mengapa dan bagaimana proses terjadinya penyerahan diri Din Minimi?

Beberapa bulan lalu, Pandam Iskandar Muda dan Kapolda berulang kali memberi kesempatan pada sang komandan Minimi agar menyerahkan diri atau jika tertangkap bisa saja terbunuh. Jika menyerahkan diri akan diperlakukan baik-baik dan menjalani proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sejumlah mediasi yang dilaksanakan oleh beberapa perantara untuk menjembatani aspirasi Din Minimi dengan pihak keamanan juga telah terjadi meski tidak diketahui perkembangannya seperti apa. Sementara itu tim mediasi lain secara rahasia melakukan kontak dengan Din Minimi tentang peluang penyerahan dirinya dan kelompokny.

Dari serangkaian mediasi oleh berbagai tim dan intelijen tingkat tinggi akhirnya Din Minimi memberikan 6 (enam) syarat penyerhan dirinya, yaitu :

  1. Reintegrasi perjanjian Helsinski
  2. Semua mantan GAM pada saat perjanjian Helsinski minta amnesti
  3. Pemerintah diminta menerjunkan pengamat atau peninjau independen saat digelarnya pemilihan kepala daerah di Aceh pada 2017 nanti
  4. Pemeriksaan indikasi kasus korupsi dalam APBA Aceh
  5. Perhatian terhadap janda dan mantan pasukan wanita "Inong Balee" yang masih terlantar
  6. Membantu secara khusus anak yatim korban peristiwa perlawanan GAM masa lalu.

Meski syarat tersebut telah beberapa bulan lalu disampaikan akan tetapi di lapangan proses pencarian dan perburuan terus berlanjut. Namun dibalik itu peranan intelijen tingkat tinggi mengatur penyerahan dirinya ditandai dengan kedatangan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso dan beberapa tim lainnya seperti Juha Christensen mantan ketua penasihat politik Ketua Aceh Monitoring Mission (AMM) yang juga pernah aktif di Crisis Management Initiaves (CMI) Finlandia dan Interpeace ke kota Lhokseumawe pada pagi hari dengan pesawat terbang pribadi Type H-800 XP mendarat pukul 07.45 pagi pada 28 Desember lalu.

Diinformasikan ke berbagai media, Sutiyoso langsung menuju di Hotel Lido Graha dan mengadakan rapat tertutup dengan jajaran Polisi dan TNI. Malamnya Sutyos tidak menerima tamu siapapun. Setelah itu diinformaikan Pangdam Iskandar Muda, Agus Kriswanto dikabarkan menginap di Mes Lilawangsa milik TNI di jantung kota Lhokseumawe.

Meski rada aneh dan menimbulkan tanda tanya tapi tak terlalu penting hal itu karena apapun alasannya tentunya adalah misi rahasia Sutiyoso memang harus terjaga agar agenda pertemuan dengan Din Minimi tidak bocor dan berpotensi merusak rencana detail yang telah disusun bahkan bisa mencederai kepercayaan sang komandan Minimi jika dirinya merasa dalam jebakan.

Ternyata sejenak di Lhokseumawe, Sutiyoso berangkat menuju ke Aceh Timur, hal ini diketahui belakangan, Sutiyoso dan rombongannya sampai tengah malam masih berada di rumah Din Minimi.

Kondisi itu sepertinya sangat dirahasiakan terbukti saat sejumlah anggota Polisi yang  belakangan datang ke lokasi ketika Sutiyoso dan rombongan telah membawa Din Minimi dan kelompoknya sehingga sempat menimbulkan salah paham antara beberapa warga sekitar rumah Din Minimi  dengan pihak kepolisian yang datang pagi hari.

Berdasarkan sumber Tempo, rombongan Sutiyoso bergerak kembali ke Lhokseumawe pukul 00.12 WIB (Selasa 29/12). Enam mobil minibus berjalan beriringan dari Kuta Binje Aceh Timur menuju Lhokseumawe. Rombongan tersebut adalah rombongan Kepala BIN Sutiyoso yang baru saja kembali dari rumah Din Minimi dengan membawa 15 pucuk senjata dan 1 karung amunisi yang diserahkan anggota Din Minimi. Mungkin ini kado akhir tahun yang terindah untuk kita, termasuk untuk Sutyoso, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun