Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Kita Marah?

22 Oktober 2018   12:25 Diperbarui: 22 Oktober 2018   12:41 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Laku gerak hidup secara insting berawal dari kondisi dua hal yakni yang kita suka dan yang kita tidak suka. Dan hal itu wajar sebab memang hakekatnya kita dikasih dua hal tersebut.

Misalnya kita bisa saja bersedekah tetapi kita pun bisa saja mencuri, kita bisa saja marah kita pun juga bisa sabar, dll. Atas dasar itu manusia istimewa karena diberi akal untuk memilih yang benar dan baik. Jadi, sifat buruk pada manusia adalah ujian dari Tuhan.

Hal tersebut tentu tidak ada pada binatang sebab binatang bergerak atas dasar insting semata tanpa pertimbangan dan pilihan, hewan tidak punya pilihan macam sabar, sedekah, ngaji dll maka jika ada manusia yang tidak bisa menggunakan akalnya sehingga perilakunya hanya untuk insting semata tanpa pertimbangan baik dan benar bisa jadi seperti binatang bahkan lebih rendah dari binatang.

Kebencian bisa berasal dari pengalaman-pengalaman pahit yang membentuknya. Misalnya kita benci dengan apel karena punya trauma dengan apel, kita benci naik motor karena punya trauma dengan motor dll.

Kebencian juga bisa berasal dari struktur pengalaman yang saling pro kontra yang berkembang di masyarakat. Pola kebencian kita cenderung berasal dari struktur pro kontra yang dibentuk masyarakat yang menjejali kita untuk tidak suka, membenci dan marah. Hari ini kita dijejali dengan pro kontra, versus-versus, yang acapkali hanya bagian pendapat saja.

Struktur masyarakat diantaranya organisasi, partai, komunitas, dll biasanya punya lawan tanding maka sifat kebencian kita memang berasal dari arus yang mengarah ke kebencian.

Kebencian ada dua hal :

1. Orang yang ditindas ke orang yang menindas ( hal ini manusiawi dan memang harus demikian selama kita masih dijalur yang benar dan baik )

2. Orang yang menindas ke orang yang ditindas. ( Ini berasal dari kondisi pengklaiman kebenaran yang besar yang acap kali bernilai "pejuang kebenaran pribadi dan organisasinya" sehingga atas dasar tersebut ia melakukan kejahatan tetapi dengan cara kejahatan atas dasar sangkaan melakukan kebenaran.)

Benci adalah kita menilai dengan sangat rendah kepada apa yang kita tidak sukai sehingga kita tidak berfikir secara obyektif, wujudnya perilaku simpati dan empati kita hilang sedangkan yang keluar adalah penilaian subyektif semata.

Jika kita mau berfikir secara mendalam, luas dan banyak presfektif maka kebencian semestinya tidak ada karena perbedaan di dunia ini memang wajar adanya. Kita boleh tidak suka dan boleh tidak setuju tetapi kita tidak perlu membenci karena membenci tidak akan menyelesaikan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun