Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pergantian Presiden Sekalipun Tak Ngaruh

21 Juli 2018   14:41 Diperbarui: 21 Juli 2018   14:43 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau kau ingin menolong pengemis, berikan mereka nutrisi otak!" Ucap Seorang kakek tua berbaju batik

Chairil dan Pram yang sedang ngobrol ngalor ngidul dari perkara Ganti Presiden, Asian Games, Atlit Berprestasi, Bom Mobil sampai pengemis. Dan ternyata Kakek tua berbaju batik itu mendengar dan ikut nimbrung.

"Siapa yang paling salah dengan adanya pengemis? Atau Apa yang membuat mereka mengemis? Adakah sudut pandang yang bisa kita gambarkan tentang masalah mereka? " Chairil membuka pertanyaan

"Jika kita runtut kembali. Mereka mengemis itu karena mereka butuh uang. Menurut umumnya kita pasti menilai problemnya adalah uang. Padahal lebih dari itu. Ini masalah pergaulan, mindset, lingkungan dan tingkat keperdulian masyarakat." Ucap Kakek Tua Berbaju batik itu

"Bisa diperinci kembali kisi-kisi itu. Supaya lebih gamblang."

"Kita tahu bahwa banyak anak-anak kecil mengemis. Banyak anak-anak jalanan. Tetapi siapapun itu, media mainstream telah menjejali keumuman bahwa pengemis itu pura-pura saja. Pernah dengar seorang kakek yang membawa gerobak tetapi ada uang dua puluh lima juta. Media ramai-ramai mengabarkan. Sehingga mindset kita dirubah dan diarahkan ke satu titik yakni pengemis profesional. Baca Ini"

"Padahal tentu tidak semua demikian. Artinya banyak juga pengemis yang benar-benar pengemis. Mudah-mudahan dengan paparan ini, mindset kita berubah dan lebih baik. Lha wong palingan kita juga ngasih seribu dua ribu kok segitunya memikirkan. Bukankah perkara mereka beneran atau settingan itu urusan mereka, sedangkan kita dituntut berbuat baik tanpa embel-embel?"

"Promblem lingkungan dan pergaulan juga sangat berperan penting. Orang yang ahli matematika menikah dengan yang ahli matematika tentu anaknya kelak berpotensi juga ahli matematika. Buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Demikian juga dengan anak jalanan dan pengemis. Kita tidak usah terlalu jauh dulu, kita fikirkan dulu saja diri kita, keluarga kita, saudara kita dan tetangga kita. Kita tekankan mindset bahwa memilih calon yang paling utama adalah ketaqwaannya sebab dengan sendirinya nanti yang lain akan mengikuti. Jangan asal pilih calon. Tentu ke depannya malah bisa jadi runyam masalah. Kita bisa mengarahkan keluarga kita dan tetangga kita untuk menjadi baik sosialnya dan agamanya. Masjid dan Pengajian adalah kuncinya."

"Yang harus kita lakukan dan semestinya ini Tugas Negara adalah merubah pola pikir mengemis dan anak-anak jalanan. Seharusnya Negara dengan sumber daya melimpah ada dana untuk membuat panti sekolahan anak-anak kurang mampu. Tujuannya adalah mendidik mereka secara nyata. Mereka sangat perlu pendidikan agama, pendidikan umum dan pendidikan kepribadian supaya nanti mereka memiliki cita-cita. Sungguh sangat mulia! Manusia yang mau dan mampu mendidik para anak-anak jalanan dan pengemis karena mereka telah memutus pola kemiskinan secara nyata."

"Sayangnya kita terlalu ribut gonta ganti Presiden. Pasang Copot Pemimpin. Atau sibuk dukung mendukung calon Presiden. Padahal kita sudah tahu Hakikat Partai Politik. Padahal Pergantian Presiden sampai seribu kali pun, mereka tetap saja mengemis. Artinya memang tidak ada agenda untuk mengangkat derajat para anak-anak jalanan. Padahal Pergantian Presiden sampai seribu kalipun, kalau kita malas tetap saja kita gagal. Problem utamanya ada pada kita masing-masing. Yang bisa merubah kehidupan kita ya diri kita. Apakah kita mau bekerja keras, cerdas dan mau menjadi manusia uberseksual. Jangan terlalu mengandalkan Partai politik!"

Chairil dan Pram menyeruput kopi bajingannya masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun