Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jalan Berhantu

12 Mei 2018   19:18 Diperbarui: 12 Mei 2018   19:39 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay.com)

Sampai tiba diperempatan lalu lintas. Biasanya aku mengambil rute kiri kalau kerja sift malam sebab bisa ngebut. Jalannya lurus sampai depan pabrik tetapi kalau kerja pagi macetnya minta ampun. Namun kali ini aku penasaran ngambil rute kanan yang melewati jalan-jalan pedesaan.

Meskipun jalannya banyak yang bolong tetapi nuansanya sangat asri. Pohon-pohon berdiri kokoh saling jejer. Suara burung bernyanyi masih bisa aku dengarkan. Mirip seperti hutan atau jangan-jangan memang ini dulunya hutan yang kemudian dibuat jalan tembus ibukota. Suasananya dingin dan adem jauh berbeda dengan yang tadi aku lewatin. Panas dan sumpek.

Ah! Pikirku berlebihan. Tidak penting itu dulunya hutan atau bukan yang penting harus sampai pabrik tepat waktu. Jam 8 pagi waktu mulai kerja di pabrikku. Aku gas cepat-cepat Si Mawar kesayanganku.

Tiba-tiba ada bapak-bapak memakai caping melambaikan tangan tanda ingin menumpang. Aku stop saja menawarkan bantuan. Kasihan juga.

"Kenapa Pak? Ada yang bisa saya bantu?"

"Mas jangan lewat jalur ini berbahaya. Kemarin sore ada anak di desa ini hilang gara-gara melewati jalur ini mas. Silakan kalau mas berani. Sebagai orangtua saya cuma bisa menasihati."

"Lho emang kenapa pak? Diculik hantu?"

Aku penasaran dan bulu kuduk merinding. Di pagi hari ada orang yang hilang dan hilangnya pas di depan jalan yang akan aku lewati ini.

Aku tengok motor-motor lain juga semuanya berbalik arah. Mungkin mereka takut diculik hantu. Aku penasaran masa sih pagi bolong kaya gini setan bisa menculik pengendara motor. Ini tahun 2018 bung. Aku tidak percaya gituan tetapi aku masih amat penasaran.

Jam tangan menunjukan pukul 7.15 menit. Aku belok arah saja daripada ribet memikirkan hal mistis itu. Tetapi itu berarti aku akan terlambat sebab rute ini memang yang paling cepat. Ah sudahlah. Sekali-kali terlambat tak apa.

....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun