Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Tanah Para Buyut

12 Juli 2017   11:15 Diperbarui: 12 Juli 2017   18:06 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempo/Amston Probel

"Bantuan apa?"

"Lha kan sosialisasi dari kelurahan sudah turun. Bapak nggak butuh bantuan? Siap terima SP 1?"

"Iya, bantuan seperti apa?" Yadi dibuat Abdul gusar.

"Pembangunan rumah kita. Ditata rapi supaya lebih teratur. Bebas banjir. Di sana tuh..." Telunjuk tangan kanan Abdul menunjuk ke arah pasar berdiri.

"Nggak jauh-jauh dari tanah buyut kita ini." Lanjutnya.

"Siapa, Dul? Orang partai? Calon gubernur? Tahu bener lu."

"Bukan. Dia bukan antek siapa-siapa. Dia cuma orang yang baik sekali hatinya."

"Hati-hati sama mulutnya. Dia sedang mengigau tuh." Ibunya berteriak di antara desis minyak goreng yang menenggelamkan kentang potong dadu.

"Ini wangsit!" Abdul berani bersikukuh.

"Hei. Hati-hati. Si Abdul ini cuma mimpi di siang bolong!" Tamim melepaskan selonjorannya di atas kursi dan beranjak.

"Pulang, Mpok. Kembaliannya simpen aja, buat besok." Tamim melambaikan tangan. Wajahnya prihatin pada Abdul yang menerawang sambil menyeringai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun