Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berbalas Pantun: Hantaran Mahal

9 Februari 2016   13:44 Diperbarui: 9 Februari 2016   13:58 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masak sedahan si-buah pauh,
Masak diperam si-buah cempedak.
Jikalau tuan berniat sungguh,
Kami mengharap tidak memaksa pun tidak.

Bujang: Aaaaa... Mohon maaf, mohon ampunlaah atas kesilapan hamba, Pak Andak. Gurau saja tadi... :-)
Dikerat-kerat barulah dimakan,
Buah keminting rempah masakan.
Segala syarat hamba ikhtiarkan,
Semoga menyunting bunga dapat ditunaikan.

Haaa, memendekkan cerita memanjangkan langkah, hamba mohon diri, Pak Andak. Semoga yang empunya badan bersedia, dapatlah orang tua hamba datang berkunjung. :-)
Assalamu'alaikum...

Pak Andak Seman: Mudah-mudahan tiada aral melintang dan berjodoh. Wa'alaikumussalam.

Hantaran mahal oooiii, kenalah giat berusaha agar siap sedia. :-D

[Tok Angah]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun