Di era serba digital dan global kayak sekarang, kadang kita sebagai anak muda malah lupa sama budaya sendiri. Lebih gampang ngikutin tren musik luar, gaya fashion internasional, atau ngobrolin film dan game yang lagi hits dari luar negeri. Padahal, budaya lokal kita itu keren banget dan punya banyak cerita seru yang sayang kalau sampai hilang begitu aja.
Kenapa sih, generasi muda sekarang kurang tertarik sama budaya lokal? Salah satu alasannya karena kita sering nemuin budaya itu cuma diajarin di sekolah dengan cara yang ngebosenin. Misalnya, belajar tari tradisional cuma lihat teori dan video doang tanpa pernah nyobain langsung. Jadi wajar kalau akhirnya kita mikir budaya itu kuno, gak relevan, atau "nggak gaul".
Padahal, kalau dibawa dengan cara yang asik, budaya lokal justru bisa jadi sesuatu yang keren dan bisa bikin kita bangga. Bayangin aja, kita bikin video TikTok sambil nge-dance tarian tradisional, atau bikin story Instagram yang ngejelasin cerita legenda daerah kita. Dengan cara kayak gitu, budaya lokal jadi gak cuma soal sejarah yang berat, tapi juga bagian dari keseharian kita yang seru dan modern.
Selain di sekolah dan media sosial, peran keluarga juga penting banget. Kadang, kegiatan sederhana seperti ikut orang tua di acara adat, belajar masak makanan khas daerah, atau coba buat kerajinan tangan tradisional bisa bikin kita makin sayang sama budaya. Kalau sering diajak dan dilibatkan, kita gak cuma ngerti budaya secara teori, tapi juga ngerasain sendiri asiknya.
Komunitas dan organisasi seni budaya juga bisa bantu banget buat bikin budaya lokal lebih hidup di kalangan anak muda. Bayangin ada festival musik tradisional campur modern yang diadain rutin di kotamu, atau workshop seni yang ngajarin kita bikin batik, main alat musik tradisional, atau belajar bahasa daerah. Kalau acaranya seru dan interaktif, pasti kita jadi pengen ikut dan makin kenal sama budaya kita sendiri.
Nah, pemerintah dan sekolah juga punya peran besar. Gak cuma masukin materi budaya di kurikulum, tapi cara ngajarnya harus lebih kreatif dan kekinian. Misalnya, bikin museum interaktif yang gak cuma pamer barang antik, tapi juga bisa jadi tempat kita nyobain berbagai aktivitas budaya. Atau bikin program beasiswa dan lomba yang fokus ke seni dan budaya supaya makin banyak anak muda yang tertarik dan terlibat.
Yang gak kalah penting, kita harus mulai ubah mindset bahwa budaya lokal itu gak ketinggalan zaman. Banyak contoh budaya tradisional yang sudah diadaptasi jadi sesuatu yang hits dan mendunia, kayak batik yang sekarang jadi fashion item keren sampai di luar negeri. Musik tradisional juga bisa dikombinasiin dengan genre modern, jadi lebih asik didengerin dan tetap punya ciri khas Indonesia.
Generasi muda adalah masa depan budaya Indonesia. Kalau kita mulai tertarik dan aktif menjaga budaya lokal, maka warisan ini akan tetap hidup dan berkembang. Tapi kalau kita cuek, budaya itu bisa hilang dan kita bakal kehilangan jati diri sebagai bangsa yang kaya akan ragam tradisi.
Jadi, yuk mulai dari sekarang coba deh cari tahu dan coba hal-hal seru tentang budaya lokal di sekitar kita. Bisa dari ikut acara adat, belajar seni tradisional, sampai bikin konten kreatif tentang budaya di medsos. Dengan begitu, kita gak cuma ikut tren, tapi juga jadi bagian dari generasi yang bangga dan cinta sama budaya sendiri.
Ingat, budaya itu bukan cuma soal masa lalu, tapi juga pondasi untuk masa depan kita. Kalau generasi muda sudah peduli dan beraksi, budaya lokal pasti akan terus hidup dan makin dikenal dunia. Jadi, jangan cuma nonton K-Pop dan drama luar, tapi juga kenali dan rayakan budaya Indonesia yang luar biasa ini!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI