Mohon tunggu...
Lilis Juwita
Lilis Juwita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku

Painting, Art, Poem, Short Story n Graphic Design That's Really Me. Aku bukan Wonder Woman, aku juga bukan Kartini, aku bukan Bidadari tanpa Sayap, aku bukan satu dari 7 Selendang Pelangi yang hilang, aku cuma perempuan yang takut panas, debu dan kucing. Aku cuma perempuan yang “Tak Biasa” ♪♫•*¨*•.¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¨*•♫♪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lembayung di Pantai Pandawa

12 Januari 2020   12:16 Diperbarui: 12 Januari 2020   12:32 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: indobalitours-travel.com

Pak Tiesna meminta empat orang tim EO untuk berangkat ke Denpasar lebih dahulu sebagai tim inti, termasuk aku seperti biasa menangani kelengkapan administrasi dan Dhanan yang kali ini dipercaya sebagai Project Officer karena dinilai cukup menguasai kondisi lapangan di mana tempat event akan digelar merupakan tanah leluhurnya meskipun orang tua dan keluarganya sudah lama menetap di Jakarta.

Waktu tinggal sepekan menjelang pelaksanaan event, tiba-tiba semua dirubah dari mulai ketentuan batas waktu registrasi hingga rundown acara. Perubahan ini disebabkan banyak hal tak terduga seperti calon peserta banyak mendaftar di akhir batas pendaftaran yang sudah ditetapkan sebelumnya, selain itu beberapa narasumber membatalkan atau merubah jadwal kehadirannya. Sehingga kami harus bekerja keras agar semua tetap berjalan meskipun tidak sesuai lagi dengan apa yang sudah jauh-jauh hari kami persiapkan.

Aku hampir menyerah, aku bukan perempuan tangguh dan juga bukan wonder woman atau tokoh wanita super lainnya yang bisa melakukan semua pekerjaan sendiri tanpa kerja sama tim. Setidaknya ada satu tujuan untuk membuktikan pada mereka yang menyangsikan kemampuan Dhanan bahwa dia tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan dia dapat bertanggung jawab hingga akhir. Walau pun sejak awal aku tahu jadwal pekerjaan yang harus dia selesaikan tidak sedikit dan itu menjadi dilema buat dia.

Seperti yang kuduga sebelumnya, event kali ini sedikit di luar kendali bila tidak boleh  dikatakan berantakan. Kesanggupan kami untuk terlibat di dalamnya sejak awal sudah seharusnya ikut bertanggung jawab sehingga tak mungkin kami melepaskan begitu saja selain melakukan semampu yang kami bisa sampai hari terakhir event tersebut berlangsung. Terlepas bagaimana penilaian semua orang yang terpenting adalah menuntaskan semuanya semampu yang kami bisa.

Segera setelah event selesai aku menyempatkan mengantar Dhanan ke Bandara supaya bisa  mengejar penerbangan malam ini.

"Hati-hati," terlontar dari bibirku yang tiba-tiba kehilangan kata untuk diucapkan hanya sepenggal do'a kubisikan nyaris tanpa suara "Fii amanillah," lalu senyap seperti langkah Dhanan yang tanpa jejak. Dari Drop off Area Bandara Ngurah Rai ujung tatapku mengantarkan kepulangan Dhanan sehari lebih awal dari jadwal sebelumnya karena pekerjaan lain sudah menunggu di Jakarta.

Kupacu city car berwarna hitam memecah keramaian Kota Denpasar yang tidak pernah tidur menuju hotel tempat event dilaksanakan dan berakhir sore tadi dengan resmi ditutup kemudian aku kembali bergelut dengan setumpuk laporan yang harus diselesaikan supaya tak ada lagi pekerjaan yang tersisa esok hari.

***

Akhirnya sampai juga di tepian laut dengan hamparan pasir putih sepanjang garis pantai yang tersembunyi dibalik dinding tebing batu kapur terletak di Kuta Selatan. Cukup lama aku berdiri memandangi Secret Beach atau Pantai Kutuh yang lebih dikenal dengan Pantai Pandawa, dinamai demikian karena pada tebing yang menuju pantainya terpahat patung lima tokoh pewayangan itu.

Dan konon kisah asal usul pantai ini pun serupa dengan kisah Pandawa Lima yang membuka belantara ketika membangun kerajaannya. Kisah yang selalu membuat matanya bersinar setiap kali menceritakan bahwa namanya diambil dari salah satu pangeran Pandawa, seorang panglima perang yang juga dikenal pandai menaklukkan hati perempuan, dan mereka mau melakukan serta memberikan apa pun untuk bersanding dengannya, bahkan para taklukannya memberi banyak upeti usai dia kalahkan dalam peperangan. Dhananjaya adalah nama lain dari Arjuna.

Dhanan, aku sudah tunaikan janjiku untuk menjejakkan kaki di pantai ini. Berlari di atas pasirnya seperti menapaki jejak masa kecilnya dulu. Matahari siang itu cukup hangat seperti sikapnya. Aku harus pergi, sebelum aku merasa terlalu nyaman berada di dekatnya, sebelum aku merasa ingin lebih lama bersamanya lebih baik aku cukupkan saja hingga di sini. Aku tidak akan sanggup bersaing dengan perempuan lain, Aku bukan Srikandi yang bisa memenangkan hatinya. Aku harus kembali mengemas hatiku baik-baik, kehangatanya hampir membuatku terlena meskipun hanya beberapa saat karena harus bergegas sebelum mengakhiri perjalanan di pulau para Dewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun