Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pendakian Gunung Rakutak; Ngadem di Ketinggian Sembari Narkopian

1 Desember 2014   22:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rakutak adalah salah satu gunung yang berada di Bandung Selatan, tepatnya di daerah Sukarame. Jika kita dari arah Jakarta keluar pintu tol Buah Batu lanjut ke arah Bale Endah. Di sarankan untuk berangkat pagi, untuk menghindari macet.  Karena kita akan melewati beberapa pasar untuk sampai ke kaki gunung rakutak tersebut, dan salah satu sumber kemacetannya ya pasar itu. Gunung dengan ketinggian 1921 atau 1922 mdpl ini layak sekali di daki kawan, di samping viewnya yang menarik, jarak tempuh yang tidak terlalu lama juga gunung ini masih menawarkan kesunyian nan romantis dan alami. Tidak seperti gunung-gunung yang sudah familiar untuk di daki.

[caption id="attachment_379691" align="aligncenter" width="504" caption="foto taken faisal"][/caption]

Ya, karena fenomena sekarang ini, hampir semua gunung-gunung yang familiar itu sudah layaknya pasar malam, pasar kaget atau bahkan mall di ketinggian, dan aku tidak mendapatkan kesejukan di puncak gunung itu. Contoh kasus gunung Prau di Dieng, Ranu Kumbolo Semeru dan Plawangan Sembalun Rinjani.  Aku mengkhawatirkan dengan fenomena tersebut. Pendaki atau penikmat alam seperti ku ini yang sekarang menjadi trend itu justru yang akan mengurangi nilai-nilai sakral dari pendakian gunung itu sendiri, aku tidak menjudge mereka yang mendaki gunung, aku tidak menyebut mereka newbie atau senior, karena akupun bukan seorang anggota dari mapala atau dari organisasi apapun. Karena aku yakin bahwa dalam setiap pendakian itu tidak ada kasta seperti itu. Justru yang aku khawatirkan adalah terganggunya ekosistem di gunung itu. Berantakan dan semerawutnya gunung itu, bahkan akan menjadi sebuah komersialisasi pendakian  atau ini yang sangat mengerikan dan ini sudah terjadi, GUNUNG SUDAH MENJADI TEMPAT SAMPAH. karena begitu sedikitnya kesadaran pendaki untuk kembali membawa sampahnya turun. owhh.sowry jadi ngelantur..back to pendakian gunung Rakutak.

[caption id="attachment_379693" align="alignnone" width="720" caption="foto taken faisal"]

1417422817305687906
1417422817305687906
[/caption]

Jangan dilihat mdplnya kawan, hahaha jalur yang cukup menantang dan menguras tenaga kita untuk menghilangkan penat di kepala, dan jelas dengan medan yang kita lalui itu akan memberikan nutrisi kepada tubuh kita yang tinggal di zona nyaman. bukan Indri Berhati Nyaman lho ya.#ups, jangan terlalu serius lah.

Kita akan tidur beralaskan matras hangat dan juga beratapkan gemintang adalah suguhan atau menu special view yang kita dapati di puncak 2 atau puncak satu. Sekadar info dan OOT, Ternyata di gunung ini menurut beberapa sumber adalah tempat di ditangkapnya pimpinan tertinggi DI/TII, S.M Kartosoewiryo...

[caption id="attachment_379694" align="aligncenter" width="576" caption="foto taken aymara"]

1417422864741005255
1417422864741005255
[/caption]

[caption id="attachment_379703" align="aligncenter" width="576" caption="foto taken faisal"]

14174237821844935283
14174237821844935283
[/caption]

[caption id="attachment_379704" align="alignnone" width="540" caption="foto taken kiddie"]

1417423813207653843
1417423813207653843
[/caption]

Medan awal yang akan kita hadapi adalah perladangan penduduk seperti daun bawang wortel dan leunca. Panasss kawan. ya karena saat pendakin ini, kami tim Narkopian berangkat siang hari, matahari membakar kulit kami tanpa ampun di tambah dengan medan yang kami lalui tanpa ada pohon besar yang menghalangi tubuh kami. ia terbuka dan dengan ganasnya menyantap kulit kami. ngos-ngosan sudah pasti,  air cepat habis kawan. Owh ya di sarankan untuk membawa air yang banyak kawan, karena di gunung ini tidak ada sumber air, jikapun ada itu di Tegal Alun, dan itu jauuuuuuuuuuuuuuh sangat kawan.  Dengan panasnya udara ini, kami beberapa kali beristirahat dan sempat makan siang serta ritual narkopian, persis di ladang kopi milik penduduk. aku dan Ayah, -demikian kami menyebutnya karena memang sudah seperti ayah kami sendiri- sempat tertidur pulas ketika beristirahat di ladang kopi itu.  Bangun tidur, kopi sudah tersedia dan angkat gelas kita bersulang kawan, srupuuuttt. setelah di rasa cukup beristirahat kami lanjutkan pendakian ini.

[caption id="attachment_379695" align="aligncenter" width="477" caption="foto taken kiddie "]

14174229042127805850
14174229042127805850
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun