Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rok Siapa?

30 Juni 2011   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13094609081920802491

[caption id="attachment_119895" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/eksientv"][/caption] SORE itu sungguh mengejutkanku ketika kulihat sepotong rok tercampak begitu saja di atas lantai kamar tidur kami. Saat itu aku baru tiba dari Kantor. Sepertinya, ia belum lama ditinggal pergi pemiliknya. Tapi, rok siapakah ini?  Mengapa ada di lantai kamar tidurku? Pada hal, ini adalah kamar tidur kami. Sudah hampir 3 tahun aku dan suami menempati rumah ini.   Rok ini manis sekali, meski tanpa corak bunga-bunga. Namun, rok ini kelihatan transparan dengan belahannya yang tidak terlalu menggoda. Aku bertanya-tanya dalam hati, "siapa gerangan pemiliknya?" Jangan-jangan ini rokku pula!!? Ah, tidak!? Aku kebetulan tidak biasa memakai rok seperti ini. Dan kemana Suamiku?!! Tadi siang, dia menelponku ada lembur di kantornya dan mungkin baru pulang ke Rumah agak malam. Hati kecilku mulai membisikkan banyak hal negatif gara-gara sepotong rok ini. Ada satu kemungkinan negatif dan paling kutakutkan. Ya, suamiku selingkuh dengan teman Kerjanya di dalam kamar ini. Dan mereka membuat seolah-olah pasangan cinta yang sah yang baru pulang kerja. Wanita itu mandi dan kemudian ganti baju dengan memakai rok ini. Lalu, mereka menuntaskan keinginan itu di atas ranjang perkawinan kami. Dan setelah semuanya berakhir, wanita itu pasti mengenakan kembali seragam kerjanya. Seketika itu juga batinku berontak. Pasti kemungkinan itu benar adanya. Duh!!! Mengapa ini bisa terjadi begitu cepat?!? Pada hal, hubunganku dengan Mas Rendy sedang masih harmonis saja. Dia masih memberikan kecupan mesranya di keningku. Ia begitu tulus. Namun,  semua bisa terjadi begitu cepat tanpa kita duga. Inilah potret kehidupan Dunia. Dan bila memang benar suamiku itu telah mengkhianatiku hari ini, apa yang bisa kulakukan saat dia pulang nanti? Apakah sepotong rok transparan yang misterius ini bisa membuatnya diam seribu basa?! Aku tak bisa berbuat apa-apa. Badanku yang letih setelah seharian menyelesaikan laporan bulanan di Kantor ingin kumanjakan sebelum aku tiba di rumah. Juga, aku sudah rencanakan untuk memasak udang asem manis kesukaan kami untuk menu makan malam. Hanya karena sepotong rok misterius itu semua keinginan itu pun sirna begitu saja. Dalam pikiranku yang ada hanyalah rasa kecewa yang mendalam atas sesuatu yang menurut firasatku adalah benar Mas Rendy telah mengkhianati bahtera Rumah Tangga kami. Akhirnya, setelah menunggu sampai dua kali enam puluh menit Mas Rendy pulang juga. Dia kelihatan begitu murung. Tanpa menunggu terlalu lama dan menghindari timbulnya banyak basa-basi diriku menanyakan langsung padanya tentang rok tersebut. "Mas, aku ingin bertanya sesuatu." "Kamu bebas bertanya apapun, sayangku." "Tak perlu panggil aku dengan sebutan sayang lagi, sekarang jawab, ini rok siapa!!?" "Tenang dulu, aku bisa jelaskan baik-baik." "Jelaskan apa lagi?!!" "itu...itu...rokkk.." "Rok selingkuhanmu,kan!!!" "Hmm..ok...ok...itu rok teman kantorku..!" "Jadi...." "Ya, aku membawa teman kantorku kemari, dan kami menghabiskan dua jam lebih di atas ranjang ini!" "Ceraikan aku..!" "Baik....aku sudah muak dengan sikapmu yang selalu cemburu buta. Semua teman wanitaku kau cemburui." "Malam ini aku akan pulang ke Bogor, kau tak perlu antarkan aku. Kita tak mungkin hidup bersama lagi. Kamu lelaki brengsek!" "Pergi, pergi saja sekarang..!!!" "Baik, Selamat tinggal.!" Aku bergegas keluar dari rumah itu dan langsung memanggil Taksi yang kebetulan lewat di depan rumah. Sedangkan Mas Rendy hanya mengintipku lewat jendela. Aku pun tak berniat kembali lagi ke rumah itu. Biarlah, semua ini berakhir dengan cara yang tak kuinginkan sama sekali. Dan lebih baik mengetahui secepat ini perselingkuhan Mas Rendy dengan teman sekantornya itu sebelum kami memiliki buah hati. Aku merasa sanggup hidup sendiri tanpanya bersama orang tuaku. Dan aku pun bergumam dalam hati, "selamat tinggal suami bangsat!"[BA]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun