Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... irero

Sustainable lifestyle learner | Book sniffer | another me : irerosana.com | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Cara Saya Menghabiskan 4 Jam di Purwakarta

12 Mei 2025   15:05 Diperbarui: 13 Mei 2025   18:27 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman baca Drupadi Purwakarta (Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Di tengah perjalanan guide meminta kami membayar tiket 50K untuk 2 orang. Ia juga menawarkan saya untuk berkaraoke di sepanjang perjalanan. Saya pun menyanyikan lagu "Seandainya" dari Vierra. Mohon maaf bagi warga Purwakarta yang sempat mendengar suara saya pada siang hari itu ya :(

Kami berkeliling kurang lebih 1 jam baru kemudian kembali ke titik semula. Sebelum pamit kami mengabadikan beberapa momen dengan Kidang Pananjung. Saya juga sempat menanyakan soal kuliner khas dari kota Purwakarta kepada tour guide. Ia menyebut satu kuliner yang memang sudah terkenal ke mana-mana dan ada di mana-mana. Apalagi kalau bukan Sate Maranggi.

Menamatkan lapar dengan Sate Maranggi dan Soto Purwakarta

Memang sedikit menggelikan tapi saya belum pernah makan sate Maranggi. Yah padahal itu sate ada di mana-mana dan tak harus ke Purwakarta untuk memakannya. Mungkin hasrat makan sate saya sudah terpenuhi dari sate-sate yang lain seperti Madura, Taichan hingga sate Padang.

Inilah kesempatan yang bagus untuk mencicipinya, langsung di kota asalnya. Sayangnya karena keterbatasan waktu kami tak sempat mengunjungi sate Maranggi yang katanya paling kesohor. Kami memutuskan untuk makan sate di dekat pemberhentian bus Kidang Pananjung.

Tak sulit menemukan sate Maranggi di daerah ini, hampir di setiap sudut ada warung yang menjualnya. Tanpa berpikir mana yang enak, kami langsung saja masuk ke salah satu warung tenda.

Harga seporsinya tidak begitu mahal, hanya 35 ribu rupiah sudah plus lontong. Rasanya tentu saja enak. Daging mau dibuat apapun juga akan tetap enak. Tapi memang aroma sate dipadu dengan sambal kacang khas Purwakarta menjadikannya lebih nikmat.

Kami juga memesan satu porsi soto. Rupanya soto di sana tidak memakai nasi tapi lontong. Ketika saya tanyakan ke penjual, ternyata memang benar soto di sana kebanyakan menggunakan lontong dengan taburan kacang. Harga soto jauh lebih murah, seporsi hanya diberondol 13 ribu rupiah saja.

Sate Maranggi dan Soto Purwakarta(Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Sate Maranggi dan Soto Purwakarta(Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Kami masih punya sisa waktu 1 jam setelah membayar makanan. Kami putuskan untuk berjalan kembali ke stasiun dengan mengitari Taman Air Mancur Sri Baduga. Rencananya kalau masih ada waktu kami mau mengunjungi Diorama Nusantara yang letaknya di sebelah Taman Baca Drupadi.

Sayangnya sampai di sana waktu hanya tersisa 15 menit, Sepertinya akan terburu-buru jika kami paksa untuk untuk mampir. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke stasiun dan menunggu selama beberapa menit. Sebelum masuk ke stasiun kami sempatkan untuk jajan di area depan stasiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun