Banyak orang berpikir bahwa belajar hanya soal membaca buku dan menghafal teori. Tapi, tahukah kamu bahwa sebenarnya proses belajar jauh lebih kompleks dan dinamis? Menurut David Kolb, ada empat tahapan utama dalam cara kita menyerap dan mengolah informasi. Menariknya, kita menjalani tahapan ini setiap hari tanpa sadar! Lalu, bagaimana sebenarnya siklus belajar ini bekerja? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Teori Belajar Eksperiensial oleh David A. Kolb
David A. Kolb mengembangkan Experiential Learning Theory (ELT), yang menekankan bahwa seseorang belajar melalui pengalaman langsung dan melewati empat tahap utama dalam proses pembelajaran. Model ini sering disebut sebagai Siklus Belajar Kolb (Kolb's Learning Cycle).
Setiap individu dapat memulai dari tahap mana saja, tetapi untuk pembelajaran yang optimal, mereka harus melewati keempat tahap ini secara berurutan. Berikut adalah penjelasan secara detail dan rinci tentang masing-masing tahap, disertai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tahap Pengalaman Konkret (Concrete Experience)
Pada tahap ini, seseorang mengalami secara langsung suatu peristiwa atau situasi yang menjadi dasar pembelajaran. Pengalaman ini dapat berupa kejadian baru yang belum pernah dialami sebelumnya atau pengalaman lama yang diperoleh dengan cara yang berbeda.
Tahap ini tidak hanya sekadar mendengar teori atau membaca buku, tetapi benar-benar terlibat dalam suatu aktivitas. Belajar terjadi karena individu menghadapi pengalaman nyata yang merangsang pemikiran dan perasaannya.
Contoh dalam kehidupan nyata:
- Belajar mengendarai sepeda: Seorang anak pertama kali mencoba naik sepeda. Dia belum tahu cara menjaga keseimbangan atau mengayuh pedal dengan benar, tetapi dia langsung mencoba menaikinya.
- Belajar memasak: Seorang remaja mencoba memasak nasi goreng sendiri tanpa melihat resep. Dia langsung mencampurkan bahan-bahan berdasarkan insting.
- Belajar berbicara bahasa asing: Seorang pelajar pergi ke luar negeri dan langsung mencoba berbicara dengan penduduk lokal tanpa latihan sebelumnya.
- Belajar menghadapi pelanggan: Seorang kasir baru pertama kali melayani pelanggan dan mengalami berbagai situasi yang menguji kesabarannya.
2. Tahap Pengamatan Reflektif (Reflective Observation)
Pada tahap ini, individu mulai merenungkan pengalaman yang telah dialami. Mereka mengamati apa yang terjadi, bagaimana respons mereka, dan apa hasil yang diperoleh.
Biasanya, seseorang akan membandingkan pengalaman tersebut dengan pengetahuan sebelumnya dan mulai mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak. Ini adalah tahap di mana seseorang mengambil waktu untuk berpikir sebelum mengambil langkah berikutnya.
Contoh dalam kehidupan nyata:
- Belajar mengendarai sepeda: Setelah jatuh beberapa kali, anak tersebut mulai berpikir, "Kenapa aku jatuh? Apakah karena aku terlalu cepat mengayuh? Atau karena aku tidak menjaga keseimbangan?"
- Belajar memasak: Setelah nasi gorengnya terlalu asin, remaja tersebut menganalisis bahwa dia mungkin memasukkan terlalu banyak garam atau kecap asin.
- Belajar berbicara bahasa asing: Setelah berbicara dengan penduduk lokal, pelajar tersebut menyadari bahwa beberapa kata yang dia gunakan kurang tepat atau tidak dimengerti oleh lawan bicara.
- Belajar menghadapi pelanggan: Setelah menghadapi pelanggan yang marah, kasir baru menyadari bahwa nada suaranya mungkin terdengar kurang sopan atau ekspresi wajahnya tidak ramah.
3. Tahap Konseptualisasi Abstrak (Abstract Conceptualization)
Pada tahap ini, individu mulai membentuk teori atau konsep berdasarkan pengalaman yang telah diamati dan direnungkan. Mereka mulai memahami pola, aturan, atau prinsip yang mendasari situasi yang mereka alami.
Seseorang dapat mulai mencari informasi lebih lanjut, membaca teori yang relevan, atau menghubungkan pengalaman mereka dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Tahap ini penting karena memungkinkan individu untuk tidak hanya bergantung pada pengalaman, tetapi juga mengembangkan strategi yang lebih baik untuk menghadapi situasi serupa di masa depan.
Contoh dalam kehidupan nyata:
Belajar mengendarai sepeda: Anak tersebut menyadari bahwa keseimbangan adalah kunci dalam bersepeda. Dia mulai memahami bahwa jika dia mengayuh terlalu lambat, sepeda bisa oleng, tetapi jika terlalu cepat, dia bisa kehilangan kendali.
- Belajar memasak: Remaja tersebut membaca resep nasi goreng dan menemukan bahwa ada takaran garam yang tepat untuk menghindari rasa terlalu asin.
- Belajar berbicara bahasa asing: Pelajar tersebut mulai memahami tata bahasa dasar dan cara pengucapan yang benar setelah membaca buku atau mendengar orang lain berbicara.
- Belajar menghadapi pelanggan: Kasir baru menyadari bahwa pelanggan akan lebih tenang jika dia menggunakan suara yang lembut dan sabar saat menghadapi keluhan.
4. Tahap Eksperimentasi Aktif (Active Experimentation)
Pada tahap ini, individu mulai menguji konsep atau strategi baru yang telah mereka pelajari dari tahap sebelumnya. Mereka mencoba menerapkan teori yang mereka pelajari ke dalam situasi nyata.
Tahap ini sangat penting karena memungkinkan seseorang untuk melihat apakah strategi yang mereka kembangkan benar-benar efektif atau masih perlu disesuaikan lebih lanjut.
Contoh dalam kehidupan nyata:
- Belajar mengendarai sepeda: Anak tersebut mencoba menaiki sepeda lagi, tetapi kali ini dia lebih fokus pada keseimbangan dan mengatur kecepatan sesuai dengan apa yang telah dia pelajari sebelumnya.
- Belajar memasak: Remaja tersebut mencoba memasak nasi goreng lagi dengan menyesuaikan jumlah garam sesuai dengan resep yang telah dia baca.
- Belajar berbicara bahasa asing: Pelajar tersebut mulai berbicara dengan penduduk lokal lagi, tetapi kali ini dia lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata dan menerapkan tata bahasa yang benar.
- Belajar menghadapi pelanggan: Kasir baru mencoba berbicara dengan pelanggan menggunakan nada yang lebih ramah dan melihat bagaimana reaksi pelanggan berubah menjadi lebih positif.
Kesimpulan: Siklus Belajar yang Berulang
Siklus belajar Kolb tidak berhenti setelah seseorang melewati keempat tahap tersebut. Setelah tahap Eksperimentasi Aktif, individu akan kembali mengalami pengalaman baru (Concrete Experience), dan siklus belajar terus berulang.
Siklus ini menunjukkan bahwa belajar adalah proses yang terus berlangsung dan tidak berhenti hanya pada satu pengalaman saja. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh, semakin dalam pemahaman seseorang tentang suatu konsep atau keterampilan.
Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari dan Dunia Pendidikan
- Dalam dunia kerja: Seorang karyawan yang belajar menghadapi klien akan terus mengevaluasi cara berbicara, mencari teknik negosiasi yang lebih baik, dan mencoba strategi baru dalam pekerjaannya.
- Dalam pendidikan: Seorang guru dapat menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman agar siswa tidak hanya menghafal teori, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan nyata.
- Dalam kehidupan sosial: Seseorang yang belajar berkomunikasi dengan baik akan terus beradaptasi dan mencoba strategi baru untuk berinteraksi dengan orang lain.
Dengan memahami Siklus Belajar Kolb, seseorang dapat menjadi pembelajar yang lebih efektif karena mereka tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga aktif mengalami, merefleksikan, memahami, dan menguji konsep dalam kehidupan nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI