Mohon tunggu...
Azalea Mohass
Azalea Mohass Mohon Tunggu... -

Bersama imamku sedang membangun sebuah proyek besar,,,Azura dan Ahza.\r\nSebuah pernikahan indah di Nirwana tempat kami tinggal sekarang. Semoga rumah tangga yang diberkahi dan diridhoi.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gila

4 Januari 2014   10:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

semalam, bila aku tak ingat penderitaanmu nanti, aku hampir nekad

semalam, bila tak ingat cerianya pangeranku, aku mau pergi saja

semalam, bila tak ingat perasaan bidadariku nanti, aku mau sudahi saja

tuhan, aku sudah hampir mati lemas

otakku hampir tak mampu lagi berfikir waras

didalamnya disesaki adegan adegan mengerikan


apakah aku pengecut tuhan, hatiku saja yang teriak-teriak

sesumbar akan pergi... nyatanya?

aku tetap sajalemah, tak mampu putuskan untuk bahagia

aku hanya bisa menjerit-jerit didalamnya hati

kesurupan di kosongnya mata

oh Tuhan, apakah aku sudah gila? apakah aku sedang berhalusinasi

apakah semua yang kulihat, yang kurasa semuanya fatamorgana?

apakah semuanya hanya mimpi belaka?

tapi mengapa aku begitu rapuh dan kerdil

sehingga perihnya seperti disayat-sayat

ditikam, dicabik

apakah ini hanya perasaanku saja

atau... apakah memang benar bahwa aku sudah sakit

sakit sejak lama

bahkan sudah gila hingga orang disekitarku ingin pergi karena tak ingin dibuat gila olehku?

apakah aku separah itu Tuhan

tidak! perasaan ini nyata, aku lihat semua hal

mereka menari-nari dikepalaku

hingga aku berat, dan sakit

aku sudah bilang berkali-kali tolong jangan injak-injak kepalaku, tapi tuhan mereka tetap saja ngeyel.

mereka tak pernah peduli sakitnya seperti apa

aku sudah pernah berteriak kencang, menggigil, leherku sudah sakit seperti tercekik.

sudah pula menangis sejadi-jadinya

namun mereka tetap anggap aku memang gila

aku coba lagi menangis senyap, dibawah bantal, menulis didinding layar,

menjerit-jerit didalam hati

mereka tetap saja injak-injak lagi kepalaku

hingga aku tersungkur, berdarah-darah...

aku tahu ada maaf itu, hey...apakah permintaan maaf itupun hanya rekayasa ku?

karena aku terus saja melihat mereka menari-nari dikepalaku

ah aku bingung peristiwa disekitarku

sebenarnya aku ini siapa, mengapa aku selalu lihat mereka injak-injak kepalaku, mengapa pula aku selalu ijinkan mereka injak kepalaku ini?

aneh

mengapa aku tak bisa beranjak dari tempatku

aku seperti dikunci, terdiam

sebegitu parahnyakah hidupku...

hingga ku tak pantas balas dendam, atau sekedar melawan

AKU INI SIAPAAAAAAAAA?!!!!!!!!!

mengapa aku berada disini

siapa orang-orang yang mengelilingiku

hei! kalian siapa?

mengapa kalian buat aku terkunci disini

mengapa aku tak boleh bebas pergi

apakah aku tak berhak atas diriku!

aku ini milik siapa? mengapa terkunci disini?

tapi mengapa kau bilang aku takan pernah pantas denganmu

lalu... mengapa orang-orang disekitar memborgolku

Tuhan... aku sudah tak mampu lagi berfikir

aku siapa, siapa mereka, apa aku gila?

sudah kesekian kali

berkali-kali

entah berapa kali

apa mungkin nanti mati rasa

hingga memang gila aku tak merasa

:D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun