Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salam yang Tertunda dengan Gadis Bergaun Kotak-kotak

7 Juli 2019   21:26 Diperbarui: 13 Juli 2019   20:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat sejurus lama nya aku terlamun, ada peserta bernama Yogi, yang merelakan datang jauh-jauh dari Bali meninggalkan pekerjaan profesionalitas nya demi meramaikan acara meet up gathering myXL Friends edisi perdana tersebut tiba-tiba mencolekku dan membuyarkan lamunanku.

" Ada apaan Yog," tanyaku?.  "Gak seru dunk mas kalau selesai acara kita cuman duduk dan maen di villa duank, kita jalan yuk mas, kepengen merasakan naik bus Trans Jakarta yang punya jalur pribadi itu!".

 "Memang kamu paham jalanan Jakarta Yog", timpalku?. "Gak juga sih mas?", Yogi menjawab dengan sedikit keraguan. "Buruan itu Yog, kamu "seret" Ashokani", sambil kutunjuk Ashokani yang sudah siap merapikan barang-barang nya dengan sisa senyum tawa saat sukses ngerjain kak Mutiara di sesion games saat acara berlangsung sebelum nya.

Ashokani yang asli Jakarta langsung mengangguk tanda setuju ajakan Yogi tanpa harus merayu dua kali panjang kali lebar untuk supaya bisa menemani kita berdua jalan-jalan di ibu kota Jakarta yang sikon nya saat itu sedang mendung banget.

***

Langkah ceria Yogi aku ikuti berdampingan, wajah riang nya tersungging saat kita mulai keluar untuk melanjutkan misi penjelajahan kota Jakarta dalam semalam dengan "mencicipi" bus Trans Jakarta yang punya jalur privat tersebut.

Terik disiang hari namun disambut mendung mulai sore hari tidak menyurutkan niat dan tekat kita sama sekali untuk melakukan penjelajahan dengan segala kondisi yang ada.

Sayang nya  MRT saat itu masih belum beroperasi, baru menyisakan pondasi-pondasi raksasa besar menjulang yang belum terhubung satu sama lain. MRT belum tersedia di kota Jakarta seperti sekarang, masih dalam tahapan proses penyelesaian, jadi belum bisa merasakan MRT yang super keren itu.

Sebelum meninggalkan Villa aku sempat melirik pohon Mangga besar yang memberi keteduhan dengan pasti tanpa keraguan saat siang lalu sambil bertanya dalam hati, "apakah teman-teman lain sempat memanjat nya sebelum acara berlangsung, begitu juga dengan Ria sebelum kedatanganku bersama rombongan kak Olive, sampai-sampai jeans nya sobek-sobek begitu?". Entah kenapa pertanyaan konyol dan gak penting itu terlintas dikepalaku?.

Sementara kita bertiga sudah berjalan sekitar 1001 langkah dan berhenti sambil duduk santai di mini market dengan logo merah nya. Tanpa sadar aku teringat kembali "salam ku yang tertunda" dengan Ria, si gadis bergaun kotak-kotak itu. Serasa masih penasaran dengan Ria dan jeans sobek-sobek nya namun bergaun kotak-kotak yang anggun.

"Eh, kenapa kita kelupaan ngajakin si Meily", Yogi pun membuka percakapan. Langsung saja si Yogi aku suruh buat telpon Meily untuk bergabung dan berharap si Ria mau ikut serta secara Meily adalah rombongan kita juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun