Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Messi dan "Misi Mustahil" Lolos Fase Grup

24 Juni 2018   06:09 Diperbarui: 24 Juni 2018   07:10 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serasa bukan skuad dan permainan Argentina yang dulu saya kenal. Tim yang menyumbangkan trophy pada klub mereka masing-masing dibuat tidak berdaya oleh Kroasia yang kelasnya masih jauh dibawah Argentina. Permainan yang tidak padu, permainan yang berantakan. Benarkah ini permainan Argentina yang paling buruk sepanjang gelaran Piala Dunia yang mereka ikuti?.

Sekalipun terdapat blunder, untuk tim sekelas Argentina, harusnya masih bisa bermain dengan bagus dan tetap mengendalikan tempo permainan dengan meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang sering mereka lakukan, terlebh sepanjang babak kedua berlangsung.

Kutukan Penalty

Dok. Reuters
Dok. Reuters
Kesalahan-kesalahan terus menimpa semenjak laga awal Argentina selama fase group. Saat versus Islandia yang berakhir dengan skor imbang 1-1, hadiah penalty yang seharusnya menjadi lumbung gol "dibuang" begitu saja oleh sang kapten, Leonel Messi. Kegagalan dalam mengekseskusi penalty menjadi "kutukan" tersendiri bagi skuad La Albiceeste.

Dengan begitu semakin mengukuhkan stigma seorang Leonel Messi yang hanya hebat diklub, hanya bersinar diklub, klub kesayangan Leonel Messi, Barcelona di La Liga, Spanyol.

Saya mengamati permainan Argentina tidak sekedar buruk, namun asas-asas fair play sudah mulai dilanggar. Rasa frustasi dan ketidak jelasan permainan selama pertandingan selepas gol blunder Willy Caballero membuat segalanya berubah, gusar dan cenderung kasar.


Hujan kartu pun tidak bisa dihindari, pelanggaran demi pelanggaran yang seharusnya tidak dibuat dan tidak perlu dilakukan, terus dipertontonkan oleh para skuad La Albiceleste yang sudah mulai frustasi. Dimana gerangan sang maestro, jendral lapangan yang senantiasa memberikan kejutan disetiap pertandingan yang Messi jalani di Barcelona, dalam kompetisi bola La Liga, Spanyol.

Leonel Messi serasa cuman bisa tertunduk lesu, melihat rekan-rekan setim menjadi eksploitasi kepiawaian permainan skuad Kroasia yang dimotori Luca Modric. Hingga sikap arogan yang dipertontonkan sang pelatih, Jorge Sampaoli yang harus terganjar kartu kuning, karena sikap arogansi berbuat kasar dan memprotes berlebihan keputusan wasit.

Begitu juga dengan pemain-pemain yang duduk dibangku cadangan, cuman bisa menonton dan tertunduk lesu tanpa bisa melakukan upaya apa-apa menyaksikan rekan-rekan setim nasional mereka dilibas permainan "cantik" hasil padu padan sang kapten Luca Modric beserta sang partner, Ivan Rakitik.

Luca Modric dan Ivan Rakitik secara bergantian berkontribusi meyumbangkan masing-masing satu gol pada menit ke-80' dan 90+1 sebagai pengganda kemenangan mereka yang sekaligus membentuk laju jalan La Albiceleste semakin curam untuk bisa lolos ke fase grup D.

Jalan Curam Fase Group

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun