Mohon tunggu...
Eka Apriliana
Eka Apriliana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI

Istiqomah itu berat, yang ringan mah istirahat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Etnomatematika dengan Memodelkan Berbagai Motif Batik di Indonesia

14 Juli 2022   16:16 Diperbarui: 14 Juli 2022   16:21 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan terlepas dari matematika. Matematika dapat ditemukan dalam suatu budaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hubungan antara matematika, pendidikan, dan budaya dikenal sebagai etnomatematika.

Etnomatematika adalah suatu studi tentang pola hidup, kebiasaan atau adat istiadat dari suatu masyarakat di suatu tempat yang memiliki kaitan dengan konsep-konsep matematika namun tidak disadari sebagai bagian dari matematika oleh masyarakat tersebut. Matematika biasanya dianggap absurd oleh siswa. Jika matematika dikaitkan dengan unsur budaya lokal maka akan terlihat lebih konkret dalam konteks atau permasalahan hidup sehari-hari. Untuk dapat melihat kaitan matematika dengan budaya kehidupan sehari-hari ada suatu pandangan berkenaan dengan hal itu yaitu Etnomatematika. Etnomatematika dicetuskan pertama kali oleh D'Ambrosio (dalam Rosa dan Orey, 2011), "the mathematical practices of identifiable cultural groups and may be regarded as the study of mathematical ideas found in any culture". Di mana etnomatematika mempelajari matematika yang ditemukan pada suatu budaya kelompok masyarakat.

Etnomatematika sangat berperan untuk melestarikan budaya asli agar budaya baru yang muncul tidak menghilangkan budaya asli. Etnomatematika dalam pendidikan juga sangat berperan dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan banyak siswa yang membutuhkan pengajaran yang lebih menarik agar matematika yang dianggap sukar oleh siswa bisa lebih mudah untuk dipahami, dan suatu pengetahuan akan menjadi lebih bermakna bagi siswa dalam tahap pembelajarannya dikaitkan dengan konteks atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah batik. Seni batik adalah salah satu kesenian khas Indonesia sejak berabad-abad lamanya dan telah berkembang, sehingga merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia. Batik merupakan suatu kain bergambar (memiliki motif atau pola tertentu) yang pembuatannya khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu dan diolah dengan suatu proses tertentu. Tentunya setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk atau pola batik yang berbeda. Ada banyak jenis batik dan setiap daerah memiliki corak atau motif batik yang khas. Setiap ragam hias mengandung nilai filosofi yang merupakan ungkapan cipta rasa dan karsa serta doa.

Mempelajari matematika melalui budaya atau kegiatan yang nyata dialami oleh siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan tentunya siswa dapat menghargai budaya yang ada. Bahkan untuk siswa yang berbeda budaya dapat menghargai dan menghormati perbedaan budaya yang ada. Hal ini mungkin karena dengan etnomatematika siswa dapat mempelajari matematika secara lebih bermakna dan mendalam. Senada dengan pernyataan D'Ambrosio (dalam Brandt dan Chernoff, 2014) through ethnomathematics, we can help students find success in school and in life because the fundamental values of ethnomathematics include respect for the other, solidarity with the other, and cooperation with the other. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji apakah kegiatan yang terjadi di dalam proses pembatikan dan motif-motif batik yang dibuat dapat digunakan sebagai contoh dalam pembelajaran matematika di kelas.

PEMBAHASAN

Etnomatematika adalah suatu studi tentang pola hidup, kebiasaan atau adat istiadat dari suatu masyarakat di suatu tempat yang memiliki kaitan dengan konsep-konsep matematika namun tidak disadari sebagai bagian dari matematika oleh masyarakat tersebut. Matematika biasanya dianggap absurd oleh siswa. Jika matematika dikaitkan dengan unsur budaya lokal maka akan terlihat lebih konkret dalam konteks atau permasalahan hidup sehari-hari. Kaitan etnomatematika pada pembelajaran matematika sendiri bisa kita lihat pada berbagai motif batik yang tersaji di Indonesia. Sebagaimana yang sudah kita ketahui banyak ragam motif batik yang ada di Indonesia sendiri khususnya tersebar di wilayah sekitar pulau jawa.

Dalam pembahasan ini saya akan mengeksplorasi bentuk motif batik di Indonesia yang terdapat di berbagai daerah yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar. Salah satunya terdapat pada motif batik Adipurwo yang mempunyai keterkaitan dengan model matematika berupa pola bilangan. Matematika merupakan ilmu yang sangat luas yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan budaya sehingga muncullah etnomatematika dalam pembelajaran matematika. Dalam artikel ini, fokus penulis adalah bagaimana bentuk kaitan etnomatematika dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika yang akan dikaitkan dengan budaya yaitu pembelajaran pola bilangan. Dalam objek-objek pola bilangan yang sangat erat kaitannya dengan pola batik, yang dalam pembuatannya menggunakan konsep-konsep pola bilangan yang sangat bervariasi dan terbilang unik.

Batik yang digunakan sebagai pembahasan dalam artikel ini adalah batik Adipurwo. secara etimologi Adipurwo berasal dari dua kata yaitu kata "Adi" yang berarti unggul dan kata "Purwo" yang berasal dari kata Purworejo. Motif Batik Adipurwo ini adalah salah satu motif batik khas Purworejo yang pada awalnya dibuat hanya untuk kalangan PNS di Purworejo. Namun seiring berjalannya waktu, kini motif batik Adipurwo sudah berkembang dan menjadi motif batik khas Purworejo. Motif Adipurwo memiliki 9 ciri motif yang kesembilan ciri itu merupakan kearifan lokal Purworejo, antara lain: Dolalak, Geblek, Clorot, Bedug Pendowo, Manggis, Durian, Kambing PE, Gula Merah, dan Jahe Merah. Namun ciri Batik Adipurwo terus berkembang, tidak hanya berfokus pada 9 ciri itu saja.

Batik Adipurwo, dalam artikel ini akan menjadi media pembelajaran etnomatematika dalam matematika terkhusus pada materi pola bilangan. Dengan adanya media batik, pembelajaran matematika tidak hanya belajar matematika saja, namun juga belajar matematika dengan budaya batik. Sehingga pembelajaran akan lebih menarik, berkesan dan bermakna. Dan siswa menjadi lebih mengetahui budaya yang ada dan pembelajaran matematika yang abstrak dapat dikonkritkan dengan pendekatan etnomatematika dengan media batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun