Mohon tunggu...
Dara Raihatul Jannah
Dara Raihatul Jannah Mohon Tunggu... Human Resources - lihat lalu tulis, dengar lalu tulis, baca lalu tulis.

Book enthusiast! Senang menulis POV tentang buku-buku yang sudah dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pemilu 2024 Terasa Lebih "Nyata", Benarkah?

15 Januari 2024   11:17 Diperbarui: 16 Januari 2024   14:32 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Contoh surat suara dengan desain yang disederhanakan saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024. (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Menyambut pemilu 2024 lebih terasa nyatanya karena konstruksi berfikir anak 2000an sudah menuju selangkah lebih matang dan kritis. 

Dulu saat baru memasuki usia 17 tahun, berdasarkan pengalaman pribadi dan sangat memungkinkan kalau anak muda lain sudah lebih melek dari pada saya tapi tentu ada sebagian yang masih seperti saya yang saat itu cenderung ikut-ikutan tergantung pilihan keluarga. 

Tahun ini sebagai kalangan muda sekaligus orang dengan background pendidikan hukum, saya merasa punya tanggung jawab lebih besar untuk peduli dengan siapa yang akan dipilih sebagai presiden meski kadang skeptis juga saat mengingat kacaunya penegakan hukum di Indonesia. 

Terlepas bagaimana kondisi negara dalam kacamata saya, tapi menentukan pilihan dengan bijak adalah kontribusi penting untuk negeri ini. 

Dari ketiga paslon pasti ada kekuatan dan kelemahan masing-masing. Tetapi melihat proses kampanye terutama saat sesi debat capres dan debat cawapres yang sudah tiga kali putaran.

Bagi saya dan anak muda lain  yang ramai-ramai menyerbu siaran langsung sangat berpengaruh kepada arah menentukan pilihan . Sesi debat adalah salah satu referensi untuk menemukan konsrtuksi berfikir pada paslon dalam menyusun arah pembangunan dan kemajuan Indonesia kedepan.

Berdebat adalah ajang menyampaikan argumen paling rasional dengan membuka data semaksimal mungkin. 

Harusnya dari apa yang sudah ditampilkan kepada kita pada saat sesi debat sebagai anak muda penilaian rasional juga dapat dirumuskan dalam menentukan paslon yang paling jelas alur pemikirannya. 

Memang memilih pemimpin bukan hanya diukur dari sebagus apa dia menyampaikan pemikirannya tapi bukankah ide itu bagian terpenting agar skill lain yang sudah dimiliki seorang leader bisa dioptimalkan karena ada sesuatu yang memang bernilai yang akan dikerjakan. 

Jadi ide dan gagasan itu sangat penting bagi para paslon yang harusnya dari rekam jejak memang sudah memiliki value seorang leader. Jadi skill leadership lainnya itu memang sudah seharusnya dimiliki saat mereka mencalonkan diri jadi paslon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun