Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sentil Gibran Rakabuming, Partai Demokrat bagai Pabrik Gosip

12 Februari 2021   20:25 Diperbarui: 12 Februari 2021   20:49 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setambang tiga uang dengan Andi Arief, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Irwan, enggan ketinggalan kereta. Tiba-tiba ia menghubung-hubungkan penundaan revisi UU Pemilu dengan Jokowi. Kata Irwan, Jokowi berambisi mendorong putranya agar turun panggung di Pilgub DKI Jakarta. Begitu dilansir liputan6.com.

Isu kudeta belum surut, Irwan menyalakan obor isu baru. Gibran diseret-seret ke pilgub. Lah, jadi Wali Kota Surakarta saja belum sudah sibuk mendesas-desuskan pilgub. Aneh binti ajaib. Partai Demokrat akhirnya terkesan seperti "bigos" alias biang gosip. Dapat juga disebut "judesus" alias Juru Desas-desus.

Giliran AHY dipersoalkan oleh pendiri Demokrat karena main selonong ke kursi ketua umum, padahal syarat minimal lima tahun menjadi anggota partai, semuanya mingkem. Semuanya laksana kehilangan kata dan taksanggup bicara. Semuanya bagai orang pengar karena terus mengocehkan kekuasaan. Kursi terus, kursi melulu.

Ketika senyum melekat di bibir Gibran dan AHY (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
Ketika senyum melekat di bibir Gibran dan AHY (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jikalau terus-terusan seperti itu, naga-naganya suara Demokrat akan terus tergerus. Alih-alih sibuk mencari jalan untuk mengatrol suara partai secara elegan, partai malah dijadikan sebagai pabrik gosip. Boro-boro memikirkan nasib bangsa yang tengah direpotkan pandemi korona, elite partai biru malah keterusan menggoreng isu nirmutu.

Okelah. Demokrat perlu mengambil posisi tegas di tempat yang berseberangan dengan Jokowi, tetapi tidak begitu juga. Oposan yang baik adalah yang sibuk menyikapi kebijakan, bukan sibuk menggiring kabar burung. Sayang sekali jikalau partai yang dua kali menang besar mengusung calon presiden kini terjebak dalam labirin kabar angin.

Hal yang layak dilakukan oleh Demokrat saat ini, hari ini, adalah mulai merancang strategi untuk mendudukkan ketua umum di kursi pejabat publik yang tepat. Jangan sampai kegagalan di pilgub DKI Jakarta lalu terulang kembali.


Kasihan AHY, terlalu besar pertaruhannya akibat gantung pangkat. Gibran saja sudah terpilih di sebuah kontestasi politik. Malulah jikalau pensiun dini AHY hanya berakhir di pucuk Demokrat, itu pun kiri kanan ketakutan dikudeta.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun