Ia baru menengadah dan mengatakan "sudah" ketika mencoret kata teoritis dan menulis teoretis di atasnya. "Dosenmu masih kurang jeli."
Tami terpana. "Maksudmu?"
"Teoretis kata yang baku, bukan teoritis. Diserap dari bahasa Belanda. Dari kata teoretisch."
"Bukan dari bahasa Inggris?"
"Bukan!"
"Gue kira diserap dari theoretical." Tami membaca ulang makalahnya, mendongak, dan menatap Remba dengan kagum. "Terima kasih, Munsyi!"
"Jangan sungkan kalau butuh bantuan."
"Esok juga elu pasti gue cari lagi."
"Hmmm...."
"Kenapa?" Mata Tami menyipit. "Elu ogah membantu gue lagi?"
"Besok, bukan esok."