Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Let's Read, Bertahun-tahun Sudah Saya Berkarya di Lembaga Pendidikan

13 September 2020   03:02 Diperbarui: 13 September 2020   03:15 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa/i saya di SMA Kristen Atambua sedang membaca di kelas pada September 2011 lalu. (Foto: Dokpri).

Semua fasilitas berupa Notebook, listrik, modem dan pelbagai perlatan teknologi informasi ini bagi saya yang seorang Sarjana Filsafat dan guru profesional sejak tahun 2008 adalah sangat penting. Saya dapat menggunakan alat-alat teknologi komunikasi ini untuk menjadi sumber penghasilan yang dapat dihandalkan. Karena secara manusia, saya memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk bekerja dari rumah karena pendidikan tinggi dan gelar Sarjana yang saya dapatkan sejak tahun 2002 yang lalu.

Buku berjudul: Pendidikan, Keindonesiaan dan Potensi Domestik karya saya yang dapat diakses juga secara online. (Foto: Dokpri).
Buku berjudul: Pendidikan, Keindonesiaan dan Potensi Domestik karya saya yang dapat diakses juga secara online. (Foto: Dokpri).
Saya berpikir seandainya saya tidak memiliki gelar sarjana dan hanya tamat Sekolah Dasar (SD) sepeti kebanyakan penduduk di sekitar saya, tentu saya tidak dapat bekerja dari rumah dengan membuat artikel ini dan mengirimkannya untuk mengikuti lomba blog ini. Jadi faktor manusia adalah sangat menentukan dalam menentukan kemajuan sebuah bangsa dan negara, pribadi, agama, keluarga dan masyarakat.

Meskipun pemerintah menggelontorkan dana miliran Rupiah ke semua desa di Indonesia, tidak akan berrarti jika desa-desa tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Manusia adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu negara.

Pengalaman Sebagai Guru

Sejak tahun 2001, saya sudah bertugas sebagai guru di Belu NTT. Pada tahun 2001, saya belum tamat S1. Dengan Ijazah SMA Seminari Lalian saya diterima untuk mengajar Agama dan Matematika di SMP HTM Halilulik. Saya menuntun para remaja itu belajar matematika dan agama melalui kegiatan belajar mengajar tatap muka pada pagi hari. Kemudian pada sore hari, saya membimbing anak-anak belajar mandiri. Untuk hal ini saya hanya mengawasi mereka untuk belajar secara mandiri di bangku mereka masing-masing. Saya menjaga agar mereka tidak boleh ribut dan melakukan hal-hal yang membuat gaduh suasana sekolah.

Bagi saya mereka bukan hanya menyerap ilmu tentang matematika dan agama tetapi mereka harus belajar tentang membaca dan menulis. Saya harus membimbing mereka bagaimana cara membaca dan menulis yang benar sampai mereka mampu menyelesaikan ujian-ujian yang saya berikan dalam soal-soal pertanyaan. Saya memberikan mereka tugas mandiri dengan beberapa pertanyaan penuntun. Tugas itu dikerjakan bersama dan pribadi sebagai Pekerjaan Rumah (PR).

Saya ingat bahwa pada tahun 2001, Kepala Sekolah kami mewajibkan para guru untuk memberikan ujian dalam bentuk pilihan ganda. Dengan sistem ini, para siswa hanya dapat memilih saja satu dari 4 pilihan yang disiapkan. Dalam kondisi ini mereka tidak perlu memiliki kemampuan membaca dan menulis yang tinggi. Diam-diam, saya selalu menambahkan dengan 3-5 pertanyaan yang butuh jawaban panjang. 

Saya menerbitkan diktat-diktat sebagai bahan baca bagi para siswa/i selain buku-buku di Perpustakaan. (Foto: Dokpri).
Saya menerbitkan diktat-diktat sebagai bahan baca bagi para siswa/i selain buku-buku di Perpustakaan. (Foto: Dokpri).
Ketika soal-soal dalam pertanyaan butuh jawaban panjang, para siswa memiliki kesulitan dalam hal memberikan jawaban-jawaban mereka karena mereka harus menulis jawaban-jawaban panjang. Kondisi itu sangat sulit bagi mayoritas siswa. Bagi para siswa tertentu, justru jawaban panjang itu sangat bagus dan berguna untuk kemajuan mereka dalam menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini menjadi jelas bahwa betapa pentingnya gerakan literasi bagi para siswa. Tanpa gerakan literasi yang sukses, kemampuan baca-tulis para siswa tidak bisa berkembang. 

Beberapa hal nyata yang merupakan usaha saya sendiri untuk menarik minat baca peserta didik ialah dengan cara menerbitkan diktat-diktat pelajaran bahasa Jerman dan menerbitkan 2 buah buku cetak sendiri. Dengan 2 jalan ini para siswa/i dapat membaca bahan ajar di rumah atau di asrama. Selain itu saya menjadi Kepala Perpustakaan Sekolah dan menyiapkan buku-buku pelajaran untuk dipinjam sementara oleh para siswa/i saya. 

Kesimpulan

Gerakan literasi harus mulai dari kesadaran sendiri, bukan paksaan, cobalah melalui Let's Read. Saya membuktikan kesadaran literasi dengan menulis banyak diktat ajar, 2 buku dan ribuan artikel di internet. Para siswa/iku saya arahkan juga untuk memiliki budaya membaca.  Saya mengajak pembaca untuk mengunduh aplikasi Let's Read. Saya yakin bahwa manusia memiliki banyak potensi yang dapat berkembang baik melalui proses pendidikan dan pelatihan berjenjang. Faktor manusia adalah sangat penting dalam mengukur kemajuan suatu bangsa. Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dapat memberikan nilai tambah bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberhasilan dalam pendidikan bergantung pada kesadaran pribadi sendiri untuk mencipta dan menghasilkan hal-hal yang berguna bagi diri, sesama dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun