Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Makin Lancar Melihat Karya-karya Audio Visual di Internet Pakai Kuota #Switch Mobile

10 September 2020   03:40 Diperbarui: 10 September 2020   03:28 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima langkah aktivasi kartu switch. (Gambar: Facebook.com/switchmobile.id).

(1). Gambar cap tangan dengan latar belakang cat merah dan lukisan hewan di gua Leang Leang, di Situs Leang Petta Kere, Maros, Sulawesi Selatan dan Papua. Lukisan-lukisan purba  itu menurut etnoarkeolog, seperti H.R. Heekeren merupakan ungkapan berduka dan berkabung atau ritus-ritus adat tertentu dalam pertanian.

(2). Di luar Indonesia terdapat lukisan zaman paleolitik di Gua El Carstilio Cantabria, Spanyol dan Gua Lascaux di Perancis diperkirakan dibuat pada 17.000 tahun yang lalu. Lukisan di kedua gua itu menggambarkan gambar manusia dan spesies hewan

Para pelukisnya adalah para seniman purba yang mengungkapkan pola pemikiran simbolik yang memberikan pesan-pesan tertentu seperti: nilai magis, estetika yang berkaitan dengan totem.

Dengan penemuan ini maka penulisan buku pelajaran lebih banyak menonjolkan gambar-gambar berwarna dengan isinya hanya sedikit saja. Para siswa lebih menyukai buku-buku pelajaran dengan gambar-gambar yang hidup. Sepanjang bacaan para siswa lebih suka memperhatikan gambar-gambar daripada menganalisis teks. Sehingga para pendidik harus memperbanyak materi-materi yang berisi banyak gambar-gambar menarik dengan penjelasan singkat saja.

Pembuatan media visual oleh para seniman purba tentu bermula dari penglihatan mereka atas peristiwa-peristiwa yang dilakukan sesama mereka di mana pelakunya adalah kaum tua-tua. Peristiwa sedih, ritus kesuburan dan pelbagai pesan-pesan gaib tentang totem-totem mereka dalam ritus-ritus. Kemudian para seniman purba mengabadikan semua yang dilihat di dinding-dinding gua.

Mengapa mereka menuangkan pesan-pesan itu melalui media audio vidual? Alasannya ialah para seniman purba itu belum tahu bahasa tulisan. Mereka tahu pelaku-pelaku dalam ritus yang terdiri dari manusia yang menurut mereka sebaiknya digambarkan agar meninggalkan kenangan untuk generasi di masa depan.

Pesan berupa media audio visual memiliki daya tarik yang sangat besar bagi umat manusia daripada pesan teks hingga hari ini. Umat manusia lebih menikmati media audio visual dari pada media teks. Bagi para pengunjung internet, boleh jadi media audio visual mengandung banyak nilai yang patut ditanamkan dan juga unsur  hiburan lebih banyak daripada media teks.

Kesimpulan

Para pengguna muda internet saat ini membutuhkan kuota digital yang membuat mereka mudah mengeksplorasi dunia maya. Sejak zaman purba hingga saat ini dan di masa depan, media audio visual adalah media yang paling banyak disukai umat manusia. Manusia menggunakan media audio visual lebih dahulu dalam menyampaikan informasi, sebelum munculnya media teks. Hampir semua pengunjung internet melihat media audio visual untuk belajar, mengetahui dan menghibur diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun