Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Meskipun Punya Banyak Dana, tetapi 21 Ribu Desa Masih Tertinggal?

17 Agustus 2020   23:36 Diperbarui: 17 Agustus 2020   23:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SDM yang handal dapat mendukung teknologi yang dipakai. Akan tetapi dalam pembangunan, martabat manusia harus dijunjung tinggi karena manusia adalah makhluk mulia. Oleh sebab itu pembangunan desa harus menggunakan format pendekatan sosial budaya. Dalam pendekatan sosial budaya, aspek adat istiadat harus dijunjung tinggi. Pendekatan pembangunan desa harus melihat adat istiadat desa secara berkearifan.

Tradisi-tradisi pelbagai budaya memiliki nilai-nilai budaya yang berkearifan. Sehingga memunculkan kesadaran budaya terhadap besarnya kekayaan budaya daerah dan memunculkan rasa kebanggaan terhadap warisan budaya sendiri. Tuntutan hidup dalam pandangan adat istiadat adalah hidup sebaik-baiknya yang berakar dari norma budaya. Perilaku yang tidak tepat dianggap sebagai tanda kekurangberadaban. Hukumannya ialah sakit dan penderitaan. 

Dalam adat istiadat desa, nilai sentralnya adalah kepatutan hidup yang melahirkan rasa dan pentingnya pemilihan tutur kata secara tepat. Persaingan global tidak berarti kita melupakan akar budaya sendiri. Persaingan global berarti kita mengembangkan kualitas adat istiadat untuk bersaing dengan bangsa lain. Sehingga kita menemukan kebanggaan bahwa betapa tingginya peradaban adat istiadat sendiri. Jadi hanya dengan SDM yang handal, manusia bisa mencapai kemajuan. Uang bukan menjadi faktor penentu kemajuan.

Kesimpulan

Setiap daerah di Indonesia memiliki masalah pada ketidaktersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing global. Masalah minimnya SDM membuat desa-desa masih terpuruk meskipun pemerintah sudah menyiapkan dana miliyaran rupiah setiap tahunnya.

Kualifikasi SDM yang rendah termasuk di dalamnya ialah kualifikasi SDM dari para aparatur pemerintahan desa yang memiliki pendidikan rendah dan SDM berkadar kualifikasi rendah.

SDM dari para aparat desa tidak memiliki daya saing secara global. Sehingga desa-desa belum maju meskipun ada banyak dana desa tersedia. Jadi faktor utama penyebab kemajuan desa ialah faktor SDM yang handal dan berdaya saing global, bukan pada faktor banyaknya jumlah dana atau biaya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun